Semakin kesini, semakin menyadari dan disadarkan tentang banyak sekali hal tak penting dan benar-benar tak penting. Seiring itu dipertemukan dengan orang-orang yang fokus dengan hidupnya seperti apa keadaan dan kehidupannya. Rasanya seperti tertampar dan disini tantangan bukan pada resilince; namun tentang berbuat baik pada diri sendiri. Tentang meaafkan diri, menerima segala kebodohan yang dilakukan, dan segala hal tak berguna yang diri pertahankan, energy dan waktu yang terbuang. Saat itu sudah dilewati, mulailah membuka intimacy pada diri sendiri tentang apa yang mau dicapai, apa yang mau dituju, apa yang benar-benar diinginkan. The big picture sekaligus sebagai kompas hidup.
Apa yang sebenar-benarnya penting untukku?
Apa yang sebenar-benarnya aku inginkan?
Apa dan bagaimana realitaku yang sebenar-benarnya?
Show me the truth, clearity, and guide me