Mau sampai kapan menciptakan masalah hanya untuk membuktikan diri mampu?
Mau sampai kapan beresin masalah orang hanya untuk sadar ada diri yang terabaikan?
Kemarin berada di sebuah lingkungan, orang-orang bahas tentang energy, experience dan kemampuan ini tiu. Sekilas terdengar gilak macam halusinasi, waham, dsb.
Orang-orang yang punya gift bisa jadi banyak dan banyak sekali. Orang-orang yang bisa rasain perasaan dan tau pikiran orang termasuk bisa masuk ke jiwa-jiwa orang juga bisa jadi banyak. Orang-orang yang bisa liat mahluk halus, aura, energy, past life, future, dll pun bisa jadi banyak.
Yg aku amati, orang yang bener2 bisa, yang experience nya udah banyak, cenderung diam. Gak cerita2 yang arahnya ke pamer. Orang yang punya gift bawaan dari lahir cenderung yaudah aja. Orang yang bisa aneh2 karen abelajar atau ada gurunya, yang intentionnya gak baik cenderung nutup rapat-rapat. Orang2 yg baru bisa atau baru sadarnya dirinya bisa, jatohnya kaya anak kecil punya mainan baru, gatel buat pamer2. Ya gak semuanya.
Semakin kita kenall gift diri, experience banyak, berurusan dgn byk hal, justru semakin tenang, diam, ga berisik, gak ada urgensi cerita-cerita, ya cukup diri sendiri yang tau dan oranng2 yg bisa tau diri bisa.
Ternyata hidup dan kehidupan normal orang pada umumnya se ringan itu, se surface itu, sampai di momen sadar pandangan orang lain akan diri yang intense ini. Karena banyak orang yang gak nyaman dengan hal-hal intense. Hal-hal yang terlalu mendalam, terlalu kuat, terlalu intense.
Pernah waktu kecil, membahas sesuatu dan bermunculan banyak pertanyaan, dan orang dewasa saat itu mendadak stress dan komentar "kamu tuh jadi orang jangan terlalu mendalam". Saat itu, gak paham apa yang dianggap mendalam, karena buatku itu hal biasa. Seiring waktu ada kejadian orang-orang nge reject aku cuma karena gak kuat dengan intensitasku. Bukan tentang pemikiran, perasaan, kesedihan, kemarahan, kadang kalau sedang bahagia joy yang super expand pun, gak semua orang bs receive energy ku. Ya, ternyata gak semua org bisa menerima energy kebahagian yang terlalu expand dan intense. Awalnya aneh, realitanya ada.
Ya sesederhana, orang bisa mudah berbicara trivial things dan menikmatinya, aku ga bs. Bahkan gak ngerti hal-hal itu perlu dibahas. Begitupun dengan obrolan berat yang hidden agenda/ intentionnya tentang benar salah (seperti debat tentang suatu hal baik formal di forum atau informal) pun aku tak bisa, untuk menyimak saja malas.
Kadang kita butuh orang lain sebagai cermin.