Karena hidup sendirian, gak ada siapa2, gak punya siapa2, gak ketemu siapa2, jadi kesepian dan sedih bgt. Apalagi kalau liat postingan orang2. Mungkin anak rantau yang merantau sendirian jauh ke tempat yang tidak ada sanak saudara maupun teman, dimana sulit sekali menemukan teman bermain, bercerita, beraktivitas bersama, termasuk tidak ada komunitas2 di daerah itu, bisa memahami perasaan ini... Even uang berlimpah, rasanya tetap saja kesepian dan sedih.
Tuesday, June 27, 2023
Libur
Karena hidup sendirian, gak ada siapa2, gak punya siapa2, gak ketemu siapa2, jadi kesepian dan sedih bgt. Apalagi kalau liat postingan orang2. Mungkin anak rantau yang merantau sendirian jauh ke tempat yang tidak ada sanak saudara maupun teman, dimana sulit sekali menemukan teman bermain, bercerita, beraktivitas bersama, termasuk tidak ada komunitas2 di daerah itu, bisa memahami perasaan ini... Even uang berlimpah, rasanya tetap saja kesepian dan sedih.
Humor
Humor bertujuan untuk mencairkan suasana, bersenang-senang, membuat koneksi atau kedekatan, menghibur, dan apa lagi?
Setiap orang atau kelompok memiliki selera humornya masing-masing. Ada yang sefrekuensi, ada yang tidak, ada pula yang sleg. Mungkin banyak faktor yang mempengaruhi selera dan frekuensi orang dalam berhumor.
Ada satu lingkungan, yang aku amati sedari kecil dan I never get it their sense of humor is fun. Buatku humornya sarkas, offensive, menyakitkan, ada unsur shamming, bullying, dan somehow abusing. Lingkungan yang pola komunikasinya pasif agresif, yang tidak berani asertif, yang sangat menjaga image ketakutan diomongin orang, yang inferior, yang lack of confidence, lack of attention, lack of communication, lack of love and emptahty. Alhasil semua sampah, uneg2, kebusukan, dan lainnya keluar bebas lewat humor yang direspons dengan sangat beresonansi baik oleh orang-orang sejenis yang sefrekuensi. Sungguh sangat tidak menyenangkan berada di lingkungan tersebut dengan selera humornya.
Semua dibalut humor, agar saat orang sakit hati/ kesinggung/ gak enak, mereka bisa kabur dengan dalil becanda, atau bahkan malah gaslighting "gitu aja begitu".
Ya, ada lingkungan dan orang-orang seperti itu.
Lain halnya dengan lingkungan yang lebih well educate, more empathy, yang orang2nya comfort with their skin, kind to others, humor yang digunakannya pun lebih cerdas dan menyenangkan. Tidak ada unsur sarkas, bullying, gaslighting, shaming apalagi irresponsible. Biasanya humor seperti ini ya akan beresonansi dengan orang sejenis, yang sama-sama cerdas, yang sama2 memiliki empati, yang sama2 secure and comfort in own skin. Humor for fun, for connect, create relaxation, and idea.
Monday, June 26, 2023
Truth
Friday, June 23, 2023
Giver
Sunday, June 18, 2023
Rejeki
Tiba2 keingetan omongan teman 13 tahun lalu, pasca kami baru lulus S1. Ia bekerja di salah satu perusahaan gas and oil, nyeletuk yang intinya jabatan tergantung kedekatan bukan performa kerja semata. Semacam lo anak siapa, punya kedekatan seberapa intense sama petinggi2 atas, dalam 5 tahun udah bisa naik jabatan ke posisi tertentu. Kalau lo pinter, performa okey, tapi bukan siapa2, gak punya ke dekatan dengan siapa2, ya naik ke posisi itunya bisa makan waktu 10 tahun, lebih, atau mungkin gak naik wkwk.
Tiba2 keingetan sesuatu tentang rejeki (semua hal yang masuk rejeki. aku bahas ttg materi aja deh). Mau kerja gila-gilaan, kalau saat itu rejekinya lagi kosong, ya kosong. Mau santai2, gak mikirin apa2, kalau rejekinya lagi banyak ya banyak aja. Aku pernah kerjanya hedon2, gak ada niat umroh apalagi nabung untuk itu. Tiba2 ada yg ajak umroh plus udah dibayarin. Deg2an doongs, takut kena adzab dan sepanjang perjalanan pesawat nangis2, wkwk. Disana ketemu orang seumuran, cuma beda cerita. Dia niat umroh dan pergi pake uang sendiri yang disishkan dari gajinya. Dia ada usaha, aku nggak keluar uang sama sekali. Tapi kita sama2 berada disana, sama2 menikmati fasilitas hotel dan tour, sama2 makan enak, sama2 ibadan disana.
Ya pernah juga lagi kurang hoki, seret. Uang yg masuk tiba2 keluar lg yang gatau keluar kemana. Usaha ini itu kok gak ada "hasil", kok gak dapet2, sampe pusing sendiri. Sampe di momen, mempertanyakan "apa iya ya rejeki orang beda2?", "apa iya ya kita pny takaran rejeki masing2 dan waktu datangnya?", "apa iya ya urusan ini kita gak bs ikut campur merubah keadaan?", "apa iya ya ada hal2 yg udah usaha abis2an, bisa gak di dapat krn jalannya lg gt?". Sampe di momen, belajar legowo, mungkin ada hal-hal diluar kendali diri, dimana cukup diterima, disyukuri, dilepaskan, sebagai salah satu ajang pengembangan spiritualitas?
Tentang hoki, so far so good, dalam konteks apa yang dibutuhin dan di mau, ya terpenuhi2 aja, dapet2 aja, semua datang dari arah yang tak disangka2. Cuma ada area kehidupan yang "kok gini ya" dmn polanya belum berubah2. what else is possible?
Meet in Real Life
Gw pribadi, lebih suka kenal, ketemu dan interaksi sama orang secara langsung di dunia nyata. Apalagi kalau ketemunya di large party, tendesi orang bohong/nipu rendah, karena untuk join acara (misal) kita perlu bayar yg di transfer (data diri kebuka), saat interaksi jg gak ada yg aneh2. Kalau online, ada org2 yg bs sangat seenaknya, harming, karena gak bs di reach out dan di lacak, krn semua identitas aslinya di keep, kecuali ada mutual friends di dunia nyata. Pandangan gw saat ini sih gitu...
Date App (2)
We are the Source
- Kita memiliki belief "aku tidak berharga" maka di alam bawah sadar, kita akan mencari orang-orang, kejadian, perusahaan, dan semua hal apapun siapapun yang semakin memvalidasi "I am unworthy". Dari berteman dengan orang-orang one sided dan taken for granted, memilih pasangan yang abusif emotionally/physically/spiritually. Memilih perusahaan/ kantor yang gak kind, seenaknya, unrespected, less salary dengan beban kerja yang berlipat2, keluarga yang membuat diri tidak berharga (emotionally unvailable, gaslighting, invalidasi, diabaikan, dll). Begitupun saat dimanfaatkan, di abuse, di gaslight, kita tanpa sadar mengizinkan orang untuk harming termasuk stealing our energy until dying. If you know what I mean.
- Kita seneng menyelesaikan masalah, memperbaiki sesuatu, maka kita akan memilih hal-hal yang memang perlu diperbaiki. Contoh: memilih pasangan yang hobby bikin masalah ketimbang pasangan yg nurturing dan "beres"; memilih tempat2 bermasalah; bergaul dengan orang2 bermasalah; berada dalam lingkungan yang berantakan.
- Kita terbiasa dengan suffering, tanpa sadar kita akan mencari suffering terus karena familiar.
Wednesday, June 14, 2023
Do people really care others?
14/6/23
Celup Celup
Memilih partner celup celup require awareness jg, cek dulu energetically nya.