Friday, May 5, 2023

Hirarki dan Arogansi

Mungkin agak kurang nyambung judulnya. Well, 

Beberapa waktu lalu, gw melihat berita sepasang muda mudi ketahuan mesum, lalu di arak telanjang keliling kampung. Mungkin sebuah sanksi sosial dengan memberikan rasa malu. Sampe di momen saat perempuannya menutupi area vagina dengan tangan,a da warga menepis melanga tanggannya menutupi apapun bagian tubuh dua orang tersebut. Disitu muncul "apakah ini legal dalam hukum?", "apakah yang dilakukan warga tersebut tidak melanggar hak asasi manusia untuk menutupi bagian intimnya dari tontonan liar orang lain?", "apakah itu sanksi yang dapat memberikan jera atau justru trauma berkepanjangan?", "apakah orang-orang yang memergoki orang lain melakukan hal-hal yang dianggap melanggar norma normatif, jadi merasa berhak berlaku tanpa norma terhadap orang yang dianggap melarang tersebut?".

Dari berita itu, muncul kepo dikit googling, ketemu video remaja ketahuan mesum, vagina perempuannya dimasukan jari oleh warga sambil melecehkan "sudah tidak perawan" dikala sang perempuan teriak-teriak kesakitan sambil nangis. Dan itu semua di rekam sampai tersebar di internet. Saat liat itu, agak muncul geram sama orang-orang yang merasa berhak melakukan apapun terhadap orang yang dianggap salah, arogan. Persis seperti seorang dekan yang melecehkan mahasiswanya yang dianggap bermasalah dengan segala bukti laporan visual (text) tanpa pernah bertemu sebelumnya, interaksi, mengenal, dilecehkan dengan meremehkan diri mahssiwanya, membawa-bawa segala kehidupan mahasiswanya pasti bermasalah juga dan blabla, dikala sebelumnya disclaimer kalau dia tidak tahu (dan mau tahu) apapun. Its such arogansi. 

Arogansi orang-orang yang merasa benar dan melihat orang lain salah dimata normatif.
Arogansi untuk melecehkan, menghukum, tanpa adanya empati, logika jernih, bahkan menghargai dignity orang lain pun tidak. 
Arogansi karena memiliki posisi tertentu (penduduk lokal, lebih tua, jabatan, apapun itu yang dianggap hirarkinya diatas orang yang dianggapnya salah) dan aturan benar salah.

Fenomena yang menarik...

No comments:

Post a Comment