(preface) Well, aku kemana-mana sendiri. Makan sendiri, tinggal sendiri, pergi sendiri, traveling sendiri, kerja sendiri, ke RS sendiri. Semuanya dikerjain sendiri dan sendiri. Dan tak jarang ku mendapati penilaian kasian orang terhadapku, padahal akunya biasa aja, happy aja, santai aja.
(topik lain) Aku aware sekali, kadang suka tau orang gimana-gimana dari jarak jauh, just knowing aja (jangan tanya teknisnya gmn. orang2 aware dan intuitif pasti ngerti) ditambah rasa sayang terhadap sesama, kadang aku sering ngajakin orang. Misal aku aware ada org yg mau depresi, aku ajak keluar (olahraga atau pergi kemana) orangnya nolak karena pengen diem sendirian di rumah plus nganggep aku cari temen. Kasus lainnya, aku aware ada org mau burn out, aku tawari bars for released, orangnya beralasan ini itu dan anggap aku jualan. Aku aware ada orang mulai gak pede sama dirinya, aku ajak join usaha dan kerja bareng, dianggap cari temen dll. Pada aku tipe yang santai anteng sendiri, kemana-mana sendiri. Tennis sendiri ikut join group, renang sendiri, lari sendiri, clubbing sendiri. Sampe di momen menyadari, apakah kebanyakan orang mental taker? mencari keuntungan, cari temen, jadi tanpa sadar kalau ada orang ajak murni bukan untuk diri pengajak, dianggap cari temen ya? Padahal niatnya berkontribusi (bantu).
Akhirnya aku memutuskan ya kalau aware cukup aware aja gak perlu ada action. Berkontribusi sama orang yang emang asking aja. Daripada being missunderstood dan jadi dianggap ini itu, males jg.
No comments:
Post a Comment