Hi,
Di sini udah jam stengah 3 pagi dan gw masih melek karena kebanyakan makan tadi pas buka plus makannya kemaleman. Padahal udah ngantuk bgt dari sore. Tau deh, bentar lagi sahur, belum tidur, besok banyak agenda. Well, lets see.
Cerita aja deh.
Jadi di tempat tinggal gw skrg, ada judgment/ streotype terhadap penduduk lokal. Ada yang looking down cewek-cewek lokal, yang ternyata banyak yang mental inferiority dengan menjadi bule hunter dengan intention bisa merubah nasib. Terus tiba-tiba dapet info kalau perempuan-perempuan di sini gak akan dinikahi kecuali hamil duluan. Awalnya gw pikir cuma gosip, ternyata di berbagai wilayah memang seperti itu. Gw liat sebagai fenomena dan informasi aja. Masalahnya, karena fisik gw mirip orang lokal (Asia) jadi ikut2an kena judgement streotype itu. Menarik.
Kalau dari orang lokal, salah satunya mindset dinikahi kalau hamil, karena ada kasus nikah lama gak hamil-hamil dan merasa rugi nafkahin anak orang. Hal ini terjadi juga di desa-desa malahan lebih banyak daripada di kota.
In my opinion, kita gak less than siapapun apapun. Dan gak ada yang bisa merubah, menolong, membantu kita selain diri kita sendiri. Dunia luar hanya pelengkap, kita generatornya, mesinnya. Intinya gak perlu lah menjadi inferior apalagi di tanah sendiri. Orang asing tuh sama aja kok, ada yang pinter, so so, dan less; ada yg tajir, biasa aja, dan low; ada yang kind, nice, asshole; ada yang ganteng/cantik, ada jg yg biasa aja. Intinya sama kok, cm mental aja yang membedakan cara pandang kita terhadap dunia luar dan orang lain.
Kedua, menarik mindset hamil dulu baru dinikahin karena gak mau rugi nafkahi anak orang kalau gak bisa hamil. Jadi inget, waktu SD atau awal2 SMP, gatau deh gw dapet point of view dari mana (kayaknya sih dari sinetron) kalau nikah itu harus punya anak, kalau gak punya anak aib bgt dan gagal. Sampe pernah keceplosan nyinyir orang yang belasan tahun nikah gak punya anak, nyokap komen "Pernikahan itu bukan tetang punya anak aja, anak tuh bisa adposi". Langsung kebuka tuh mindset gw ttg pernikahan dan anak.
No comments:
Post a Comment