Friday, April 21, 2023

Lebaran

Apa ya yang diingat dari lebaran?

Baju baru 5 stel, dapet banyak kiriman parcel di rumah, mudik macet-macetan. Sampe rumah nenek gak ada kamar, tidur ngampar, yang dari luar kota jauh yang justru beberes, masak, siap2, orang2 rumahnya dan sekota malah kaya tamu. Shalat ied di lapangan, dapet angpao, nangis2 salaman, abis itu bingung ngapain lg? berujung tidur2na. Hari kedua (waktu masih kecil) bareng sepupuh nonton bioskop. Abis itu udah gak ada apapun lagi. No conversation, no bonding, no intimacy, just ceremony, effort, sacrifice, and whast the point?

Semakin besar, lebaran justru menjadi hari yang tidak menyenangkan. I dont have any good memories. Lucunya, 11 tahun ini setiap bulan puasa aku kabur ke luar kota, provinsi, pulau. Baru banget sadar kemarin "eh kok gw menjelang puasa kabur2an mulu ya", entah emang pergi, isolasi diri, mendadak pindah kerja jauh, mendadak ada urusan jauh. Seiiring itu, jadi punya alasan gak perlu mudik, gak perlu ketemu orang-orang, dan gw melanjutkan isolasi diri di tempat asing, gak kenal siapa-siapa, gak ada siapa-siapa. Rasanya jauh lebih menyenangkan daripada hadir secara fisik dengan orang-orang dikenal tapi gak ada rasa apapun, bahkan dihargai orang jauh yang kita jauh-jauh datang pun nggak. 

Lambat laun, aku melihat lebaran hanyalah hari. Sama sperti hari-hari lainnya.

Seiiring itu, aku pun melepaskan segala ekspetasi terhadap orang-orang terdekat yangs atu kota kok gak diundang, kok gak dikirimin makanan, kok gak ditanya kabar, kalaupun inisiati duluan kok gak welcome. Dulu sempet sedih merana gt wkwk, sekarang biasa aja. Ya seperti hari ini (malam takbir, besok lebaran), aku cari2 masakan lebaran yang ternyata ada warung dekat tempat tinggal jual, yaudah beli. Makan sendiri, happy. Kemarin "kok gaka da yang ngirimin hampers sih", yaudah aku beli sendiri aja hamper kue lebaran untuk diri sendiri. Selama bulan puasa juga gaka da satupun yang ngajak bukbar, untungnya posisiku memang sedang jauh terhalang samudra dan sebagai minoritas, jadi happy-happy aja puasa sendirian gak ada yang ajak bukbar. 

Tahun lalu lebaran sendiri di ujung Timur Indo, di pulau terpencil 5 jam dari kota dan 2 jam nyebrang perahu, tanpa listrik, tanpa warung, tanpa kebal siapapun, dengan penghuni pulau kurang dari 20 orang manula semua. Tahun sebelumnya di luar kota yang isi nya orang-orang dikenal tapi aku sendirian dan yaudah. Malah makin sadar "oooo gini". 

No comments:

Post a Comment