Saturday, April 29, 2023

Budaya Mencemooh

Topik ini tiba-tba pop up kemarin pas di jalan. Mulai dari mana ya...

Saat seseorang melakukan hal-hal yang dianggap buruk, sering kali hal itu dianggap aib dan dijadikan senjata oleh orang lain untuk menjatuhkan maupun menyakiti orang tersebut di suatu hari nanti.

Misal:
Seseorang depresi, kesepian, merasa tidak dihargai, merasa sendiri, stres dengan tempat tinggal, sakit hati, kewalahan, dan muak akan segala hal yang sedang terjadi di hidupnya, lalu ia kabur dari rumah. Beberapa tahun kemudian, orang ini melakukan sesuatu yang tidak bisa diterima sepupuhnya, lalu sepupuhnya menyerang dengan mebawa semua hal yang dianggap aib ke permukaan untuk memperlihatkan "kamu buruk", "semua orang tau aib mu", "kamu tidak tahu diri", "kamu nakal", dengan membahas-bahas kabur dari rumah dengan nada mencemooh dan menekankan itu sebuah keburukan, aib, dan hal tak patut.

Ada anak yang tidak mau sekolah, maka di marahi "anak gak bener", "anak gak tahu diri", "ih tuh liat anaknay si xx gak mau sekolah, yaiyalah bapaknya aja gak bener apalagi anaknya", "tuh anak gak liat prang tuanya susah apa ya, gak tau diri banget". Alih-alih melihat sesuatu secara dekat "apa yang bikin anak ini gak mau sekolah?", "apakah ia minder? takut? malas? kecewa sama ortunya?", "apa yg bisa aku kontribusikan untuk mengubah keadaannya menjadi lebih baik?".

Atau contoh lainnya, seperti seseorang yang ketahuan memiliki hutang, masalah dengan sosok authority, suami/istrinya suka ribut. Hal-hal yang dianggap melanggar norma benar salah, lalu berhak di cemooh. Padalah apa manfaatnya mencemooh atau menganggap itu abi yang bisa dibuka diumum sebagai serangan saat orang tersebut kesal dengan orang yang dianggap punya masalah tidak baik itu?

No comments:

Post a Comment