Sunday, February 12, 2023

"Apa Kata Orang?"

Seberapa banyak orang yang ingin mengontrol persepsi orang lain terhadap dirinya, orang terdekatnya, organisasi, lembaga, dan instituasinya?

Mengontrol dengan segala aturan, hukuman, maniuplasi, holding hak, apapun itu. Seederhana aturan tidak boleh gondrong untuk laki-laki karena dianggap negatif, buruk, tidak berpendidikan, kurang bermoral, dll, yang dianggap akan mempermalukan institusinya. Karena banyak orang dalam masyarakat yang menilai seseorang dari penampilan lewat persepsi, dimana prejudice tersebut diasumsikan (mungkin) akan berpotensi merugikan bagi image institusi. 

Alih-alih mengedukasi masyarakat luas, memberikan contoh berbeda, sesederhana gondrong juga bisa rapih, bersih, santun, sopan, cerdas, tidak mempengaruhi kualitas seseorang. Ujung-ujungnya hanyut dalam aturan dan persepsi society. 

Sama hal nya (misal) dengan parents yang stress banget sama pilihan anaknya dan terlontar "apa kata orang?" saat anaknya mau bertato, mau tambha tindikan, mau lepas jilbab, mau berkarir yang memiliki stigma negatif dan rendahan dalam masyarakat, mau tidak bekerja kantoran untuk ngurusin keturunanya di masa golden age (0-5 tahun), atau pas tau anaknya pake narkoba atau melakukan hal ilegal. Yang kalo dipikir-pikir, apa hubungannya? Anaknya kan sudah dewasa, dan saat dewasa kita berhak mua menjadi apa dan seperti apa, kita putuskan itu semuanya sendiri, memiliki autonomy sendiri. Gak perlu lah bawa-bawa nama keluarga, nama orang tua, sampe menghubungkan dan ikut-ikutan menilai keluarganya. In my humble opinion, buat apa?

Ada kok yg dari kecil di didik penuh agama, pas sudah dewasa ya zina-zina aja, tinggal bareng pacarnya, atau korupsi. Sekalipun tampilan luarnya alim, penuh sopan santun tata krama. Semua sudah pilihannya. Ada juga yang keluarganya berantakan, broken home, bapaknya napi, ibunya psk, eh anaknya baik2 aja dan berbeda. Tiap manusia kan punya ruang berpikirnya sendiri, bahkan banyak juga yang cerdas untuk keluar dari pattern keluarganya, kritis mempertanyakan semua nilai dan value yang ditanamkan, dan mencari sendiri dirinya sendiri. 

Kapan ya masyarakat kita dewasa akan perbedaan? bisa memisahkan persepsi dengan prejudice? bisa santai melihat hal-hal yang berbeda dengan yang ada pada umumnya? bisa melihat objektif dengan tidak mengkait-kaitkan dengan hal lain? mau melihat what it is dan seseorangs ecara real bukan dr tampilan luar dan topen tata krama sosial? 

Kalua diri tidak takut apapun alias secure, kan sebenernya gak perlu pusing dengan "apa kata orang", gak perlu mengontrol dunia luar, gak perlu controling/mengarahkan persepsi orang. Termasuk saat denger gosip tentang sesuatu/seseorang, meskipun banyak yang bilang gak bener/negatif/ buruk, kita bs pny kedewasaan dan autonomy untuk melihat itu just point of view dan ngecek sendiri, sesederhana pakai awareness, bukan logika nalar "kalo A pasti B", "kalo xyz, berarti blabla", "buktinya udh banyak, pasti bener, berarri dia/ hla itu/ itu blabla". 

No comments:

Post a Comment