Seberapa banyak orang yang saat memiliki anak, ingin memberikan yang terbaik termasuk menjejalkan semua hal yang menurutnya baik, tanpa memberikan ruang berkembang, tumbuh, berfikir, dan eksplorasi sendiri?
Seberapa banyak orang yang memiliki anak, merasa tahu apa yang terbaik dan merasa paling tahu dan melihat anak tidak tahu apapun sehingga harus dikasih tahu dan diarahkan sesuai value dan pola pikirnya?
Seberapa banyak orang yang memiliki anak, ingin membentuk anak sesuai ekspetasi, proyeksi, fantasi, ilusi, dan ambisinya?
Seberapa banyak orang yang memiliki anak, mampu allowance terhadap segala pilihan anaknya tanpa interupsi? Mampu melihat anaknya jatuh bangun atas segala kosekuensi pilihannya sendiri? Mampu menerima segala pilihan jalan hidup dan segala prosesnya? Mampu melihat anak sebagai sesama orang dewasa yang memiliki autonomy nya tersendiri?
Mau sampai kapan society ini mengaplikasikan authority dalam segala aspek kehidupan termasuk dalam relasi anak dan orang tua, dengan memposisikan anak selalu dibawah orang tua yang tidak tahu apa-apa, harus patuh, harus menurut, harus diam saat di nasehati, dan begitupun orang tua harus selalu berada di atas anaknya dari segi kedewasaan, pengalaman, dan harus memberikan nasehat? Bisa jadi jiwa anaknya lebih tua dari orang tuanya, bisa jadi lebih dewasa, dan tidak menutup kemungkinan (atau sudah banyak terjadi) banyak anak yang justru perannya sebagai orang tua dari orang tuanya. Mau sampai kapan kita terjebak dalam form and structure yang kaku tentang relasi, hirarki, dan authority? Bagaimana jika kita melihat semua orang siapapun itu setara, selevel? Apa yang akan tercipta saat kita mampu melepaskan aturan-aturan tentang keharusan-keharusan dan membuka diri seluas-luasnya untuk belajar dan menerima dari siapapun, apapun, dimanapun? Sesederhana orang tua belajar dari anaknya, belajar sabar dan jujur pada diri sendiri misal. Bagaimana jika kekurangan ortu bukan sebuah aib melainkan sebagai ajang belajar anak?
No comments:
Post a Comment