Loving someone does not mean there should be something or to be his/her someone's special, or to be with him/her. Loving just loving without expectation to be mutual or having return.
Friday, February 24, 2023
Loving
Loving someone does not mean there should be something or to be his/her someone's special, or to be with him/her. Loving just loving without expectation to be mutual or having return.
This Energy
Thursday, February 23, 2023
Monday, February 20, 2023
Friday, February 17, 2023
HBD to Me
I love You, dear Myself. Thankyou.
Change Molecule
Mentor gw beberapa kali keluar kata-kata "change molecule" saat gw cerita janjian ma orang batal, tiba-tiba ada temen lain yang dateng, dan hal-hal sejenis dikala gw di khianati, diabaikan, ditinggalin, di php in, dan tiba-tiba suka ada aja yang tiba-tiba muncul. Dan hal ini disadari salah satu teman "kok lo, tiap gimana2, suka ada aja yang yang nolong, yang dateng, ini itu".
Awalnya gak sadar, pas temen bilang gitu baru sadar dan baru ngeh juga maksud omongan mentor meski gak ngerti definisinya. Jadi inget, waktu tahun 2016 apa 2017 ya? Lupa. Malamnya lagi pergi ma temen deket, terus dia mau ikut nemenin sampe aku ulangtahun (jam 12 malem lebih) tapi aku tolak karena pengen sendiri (seharian capek). Besoknya, aku ajak dia dateng buat makan siang bareng, dan aku di ghosting. Saat itu sempet merasa gak berharga, dan sedih banget. Tiba-tiba ada temen kontak "dmn?", terus di dateng nyamperin sambil bawa kue dan kado. Orang yang gak gw sadari inget ultah gw, nyiapin ini itunya, dan dateng. Salahnya, dulu gw kurang bersyukur dan being present di moment itu, malah masih larut dalam kesedihan dan perasaan gak beerharga digituin sama tmn deket, boro2 say sorry, boro2 dateng, bales ngasih rejection (kejelasan) aja nggak dan di cut bertahun-tahun. Sampai akhirnya aku sadar, mungkin buat sebagian orang Ulang tahun itu hal intimate, yang kesannya terlalu emotional, attached, dan spesial. Entah merasa aku bukan siapa-siapa, atau ketakutan aku gimana-gimana. Padahal gw ngeliat temen tuh ya temen aja, gak merasa baper atau gmn2 jg. Cm saat gak dpt closure, nge gantung, gak ada jawaban, diabaikan gt, apalagi saam orang yang gw anggep deket dan sebelumnya dia mau dateng, itu tuh rasanya bener-bener gak berharga banget, sedih. Dulu.
Saat ini, aku memilih orang-orang nurturing yang masuk ke dalam hidupku, dan say goodbye (ngelepas, ngebuang) orang-orang harming buatku. Kadang ada orang baik dan baik ke bbrp orang, tapi ke akunya harming. Jadi bukan tentang baik buruknya orang, tapi bagaimana sikap dan energy mereka ke aku, harming atau nurturing.
Kembali ke topik change molecule, entahlah istilah dan definisinya, Cuma mau bilang makasih buat orang-orang yang sadar dan bikin aku sadar juga, tiap kenapa-kenapa, ada aja yang bantu, ada aja yang hadir, termasuk tiap di harming orang, suka ada aja yg baik yang hadir. Kaya akhir desember, janjian lama, nunggu sampe 10 bulanan, udah sampai lokasi, gak ada kabar, pas di kontak, bilang batal dan gak jelas kapan, apa, boong, malah dia yang marah, dan terjadi berkali-kali. Sampe bingung bisa ketemu dan kenal orang model gini. Di momen itu, hampir ngedrop, eh ada temen lain yang tiba2 kontak "dmn?". Berakhir ketemunya sama dia.
Thursday, February 16, 2023
Emotionally Freedom
Apa yang tercipta saat diri tidak memiliki attachment terhadap apapun dan siapapun?
Financially Freedom
Suatu malam, after office hour, di tengah obrolan tentang kesibukan, tiba-tiba teman merespon "oh lo udah financially freedom ya", tiba-tiba ku langsung memahami maksudnya. "Maksudnya gw secure apapun keadaan finansial gw?", Dia jawab: "iya". Lalu ku menyadari sesuatu....
Mungkin dalam masyrakat, kebebasan finansial itu disaat diri sudah memiliki pendapatan sekian, sekian besar tabungan, memiliki suatu atau beberapa aset. Inti yang dicari dari kebebasan finansial itu rasa aman, aman memiliki dana untuk kehidupans ehari-hari, memenuhi segala kebutuhan dan keinginan, serta tabungan untuk masa tua, sehingga tidak perlu lagi bekerja. Rasa aman ini yang menjadi intinya. Mungkin banyak yang telah memiliki tabungan sekian besarnya serta beragam aset dan pendapatan tinggi, namu belum merasa aman akan keadaan finansialnya apalagi dengan perhitungan masa depan, untuk keturunan, untuk ini itu lainnya. Alih-alih menjadi semangat dan joy dalam berkarya dan bekerja, bisa menjadi sebuah tekanan, kecemasan, dan mendorong diri sangat keras untuk mencapainya.
Dari respon singkat teman, yang aku sadari adalah tentang rasa aman. Bisa jadi kebebsan keuangan atau financial freedom itu saat kita merasa (dan memang) aman akan apapun keadaan keuangan diri. Misal, pendapatan sekian, tabungan belum ada, dan diri aman-aman saja santai menikmati hidup penuh joy. Begitupun saat pendapatan besar dan tabungan besar, diri pun tetap aman-aman saja menikmati hidup tanpa beban. Apapun keadaan keungan, tidak ada yang dikejar atas dasar ketakutan, kekurangan, kecemasan. Kecuali mengejarnya memang karena senang dengan uang, senang berkarya nya, senang mengumpulkan, atas dasar joy.
Tuesday, February 14, 2023
Light and Ease
Monday, February 13, 2023
13/2/23
Secure
Sunday, February 12, 2023
"Apa Kata Orang?"
Problem?
Clarity
Friday, February 10, 2023
Being Vulnerable
Being Space
Thursday, February 9, 2023
9/2/23
Seberapa banyak orang yang saat memiliki anak, ingin memberikan yang terbaik termasuk menjejalkan semua hal yang menurutnya baik, tanpa memberikan ruang berkembang, tumbuh, berfikir, dan eksplorasi sendiri?
Seberapa banyak orang yang memiliki anak, merasa tahu apa yang terbaik dan merasa paling tahu dan melihat anak tidak tahu apapun sehingga harus dikasih tahu dan diarahkan sesuai value dan pola pikirnya?
Seberapa banyak orang yang memiliki anak, ingin membentuk anak sesuai ekspetasi, proyeksi, fantasi, ilusi, dan ambisinya?
Seberapa banyak orang yang memiliki anak, mampu allowance terhadap segala pilihan anaknya tanpa interupsi? Mampu melihat anaknya jatuh bangun atas segala kosekuensi pilihannya sendiri? Mampu menerima segala pilihan jalan hidup dan segala prosesnya? Mampu melihat anak sebagai sesama orang dewasa yang memiliki autonomy nya tersendiri?
Mau sampai kapan society ini mengaplikasikan authority dalam segala aspek kehidupan termasuk dalam relasi anak dan orang tua, dengan memposisikan anak selalu dibawah orang tua yang tidak tahu apa-apa, harus patuh, harus menurut, harus diam saat di nasehati, dan begitupun orang tua harus selalu berada di atas anaknya dari segi kedewasaan, pengalaman, dan harus memberikan nasehat? Bisa jadi jiwa anaknya lebih tua dari orang tuanya, bisa jadi lebih dewasa, dan tidak menutup kemungkinan (atau sudah banyak terjadi) banyak anak yang justru perannya sebagai orang tua dari orang tuanya. Mau sampai kapan kita terjebak dalam form and structure yang kaku tentang relasi, hirarki, dan authority? Bagaimana jika kita melihat semua orang siapapun itu setara, selevel? Apa yang akan tercipta saat kita mampu melepaskan aturan-aturan tentang keharusan-keharusan dan membuka diri seluas-luasnya untuk belajar dan menerima dari siapapun, apapun, dimanapun? Sesederhana orang tua belajar dari anaknya, belajar sabar dan jujur pada diri sendiri misal. Bagaimana jika kekurangan ortu bukan sebuah aib melainkan sebagai ajang belajar anak?
Wednesday, February 8, 2023
8/2/22
Lagi mampir cafe sebelum pulang, karena kelaperan. Tiba-tiba inget tmn lama, nanya-nanya kontaknya, dapet. Say hi dan mendadak nangis2. Terus curhat panjang ke fasil, ngetik sambil nangis-nangis. Di respon "kamu lagi healing?" , "kalo iya, perlu?". Tiba-tiba tersadar, lalu cek, eh kok iya lg healing, trs stop, dan mood balik joy lg. Gw pikir udah gak begini2 lagi. At least sekarang sadarnya lebih cepet.
Dulu mah parah banget, semua sampah, trauma orang (termasuk begar yg selewat di jalan dan strangers) dan lainnya diambil, Sampe sering depresi, sakit-sakitan, udah gitu masih kena judgement negatif orang-orang yg gw tolongin. ini itu. Sampe ada salah satu kenalan komen "ability gede tapi bego, kerjanya ngambilin sampah orang mulu". Pas ke abuse, ya sering banget ke abuse, dikomen "kerjanya masukin orang harming, reject orang2 nurturing". Dulu belum paham, skrg baru sadar dan itupun masih suka spontan ngambilin sakit2nya orang (psikis fisik mental) dan healing, untung ada aja yang ingetin. Sekarang no more deh.
Jadi gw sering banget sehat-sehat aja, papasan ma orang di lift, mendadak sakit sebadan2, muntah2, pas diobatin gak sembuh2. Depresi jg sama, tiba2 depresi, sedih2 mendalam, diobatin gak sembuh2. sampe ada yang ngasih tau "kalo bukan punya diri kan gak akan beres2, orang bukan sampah kamu". Disitu sadar dan balikin semuanya ke pemilik sebelumnya, lalu done. Ada juga sih yang jadi maksa orang2 (kalo dikenal) itu buat healing dirinya, pas mereka reda, sakit2 di diri ilang sendiri.
Nyangkut
OCD and Messy
Tuesday, February 7, 2023
Relevant
"RELEVANT implies a traceable, significant, logical connection."www.merriam-webster.com
Relevan sesederhana buku pelajaran kelas 1 SD penting saat kita kelas 1 SD tapi udah gak penting, gak berguna, gak relevan saat kita kelas 3 SMP. Ya begitu juga dengan tempat, orang, kejadian, barang, pekerjaan, dan hal-hal lain yang hadir dalam hidup. Bukan merenddahkan/ menilai buruk/ kurang akan sesuatu, hanya di waktu saat ini, hal-hal tersebut sudah tidak pas dengan kapasitas diri, tujuan, keadaan, kualitas, level, dan sudah tidak ada kontribusinya lagi.
Menariknya, kadang banyak hal dan orang yang sudah tidak relevan lagi untuk diri saat ini, tapi justru diri yang tidak mau melepaskannya, tidak mau meninggalkannya, masih diingat-ingat dan dibawa-bawa. Hal tersebut berujung pada terhambatnya hidup dan kemajuan diri. Ya contohnya seperti buku pelajaran, saat kita kelas 3 SMP, apakah kita masih membutuhkan buku pelajaran kelas 1 SD? apakah masih diperlukan? apakah masih berfungsi dan berkontribusi? atau hanya memenuhi ruang penyimpanan? Itu kalau disimpan, kalau dibawa-bawa, apakah tidak memberatkan dan memperlambat langkah? Bayangkan seberapa banyak hal dan orang yang sudah tidak relevan dengan diri yang masih diri simpan dan bawa-bawa? Apa yang terjadi saat kita tidak mau melepaskan itu semua? Dan apa yang terjadi jika melepaskan semua yang memang sudah tidak relevan?
Relevan tidak untuk hal-hal berdurasi lama atau sudah lama, kadang kesadaran kita akan peluang di menit ini, bisa jadi sudah tidak relevan di 10 menit selanjutnya. Kesadaran kita atas whats going on nya kejadian beberapa tahun lalu, bisa jadi hanya sebuah kesadaran dan sudah tidak relevan untuk kehidupan kita saat ini. Pekerjaan, pasangan, teman, orang-orang siapapun dalam hidup kadang sudah tidak relevan juga untuk kehidupan kita saat ini. Layaknya komputer tahun 1990an mungkin sudah tidak relevan dipakai di tahun 2023 meskipun masih dapat menyala.
Dan kadang banyak hal yang sudah tidak relevan justru terlepas sendiri tanpa perlu proses, tanpa masalah, bahkan tanpa diri sadari, dan semuanya terasa netral. Seperti "yaudah aja", entah tiba2 selesai aja relasi sama oraang meski tidak ada obrolan perpisahan, entah tiba-tiba move on di detik saat habis kontrak, entah tiba-tiba diri bergerak sendiri meninggalkan suatu tempat beserta isinya tanpa ada perhitungan logika dan perasaan apapun. Just move, just done, just gone.