Ada orang-orang yang tidak mau nge cut, tidak mau ninggalin, tidak mau menyudahi, tidak mau berkata jujur, terus merespon, Karena tidak mau menyakiti orang lain. Realitanya, yang dilakuinnya malah sangat menyakiti. Padahal bisa sesederhana: "aku cuma main-main sama kamu, kamu gak penting. sekarang aku bareng mantan. Aku udah gak minat dan gak mau menepati apapun". Rasanya lebih fair dan clear. Selesai
Bagaimana jika janji, omongan manis, respon, perkataan, ajakan, hanya sebatas untuk menyenang-nyenangkan, tidak berniat ditepati dan diusahakan terjadi? Bagaimana jika itu terus dilakukan berkali-kali, bagaimana perasaan dan keadaan orang yang dibegitukan?
Seperti janji terhadap anak kecil "nanti dibeliin permen" terus-terusan tapi tidak dikasih-kasih. Terus-terusan dilakukan seperti itu, berulang, berbulan-bulan. Akan seperti apa? Ya kesel, ya sedih, dan setiap tidak percaya dan memutuskan pergi, ditarik kembali, diberi harapan kembali, di berikan janji dan omongan manis hanya untuk menyenangkan tidak untuk ditepati. Kembali percaya lagi, dibohongi lagi, di khianati lagi, hopeless tak ada yang ditepati. Lama-lama jadi merasa tidak berharga, tidak layak, diabaikan krn tidak ada yang ditepati tapi diberikan harapan terus. Apalagi jika anak kecilnya sedang tidak sibuk/ sedang sakit sendirian di rmh seharian/ sedang tidak punya teman bermain lainnya, ya akan demanding berakhir gilak sendiri. Apalagi kalo anak kecilnya, anak ADHD. Kebayang ga? Se rusuh dan se harming apa jadinya?
---------
Saat semuanya selesai sama-sama enak, ya gak perlu nge cek apapun, apalagi cuma untuk kepuasaan memenuhi rasa penasaran diri sendiri. Karena itu malah membuat orang nyangkut dan berantakan lagi, lalu ditinggal dan mental acak2an suffering sendiri. Itu hal jahat, tanpa sadar doing harm and abuse.
No comments:
Post a Comment