Ada pepatah yang bilang kalau guru akan datang saat murid siap.
Guru ini gak selalu hadir dalam bentuk sopan, penuh santun, bersinar cahaya, lemah lembut, dan membimbing diri dengan baik. Ada guru yang nge-abused yang bikin diri sadar punya power, ada guru yang nge drag down, yang bikin diri sadar akan potensi asli. Ada guru yang maksain value dan cara hidupnya, yang bikin sadar atas realita diri sendiri. Ada juga guru yang ngabisin semua jiwa raga dan segala kehidupan duniawi diri, untuk menyadarkan banyak hal dalam diri. Ada yang men trigger sampe mental berantakan yang bikin sadar akan trauma-trauma diri dan unresolved issue, yang kemudian healing diri sendiri.
Ada juga guru yang datang dalam bentuk cahaya dengan meng-guide dalam jalan terang, encourage, memotivasi, membuat diri semakin percaya sama diri sendiri dan terus penasaran dengan potensi diri, yang bikin inget to be being me. Apresiasi, reminder, hadir dalam masa-masa sulit, bikin diri expand. Nah saat bertemu yang seperti ini, jangan terlalu melekat pada 1 guru, tetaplah membuka diri pada siapapun yang ingin mmebantu, menolong, memfasilitasi, dan berkontribusi. Di momen itu akan melihat betapa beragamnya manusia dan akan sangat memperluas cakrawala diri dari berbagai sudut pandang dan semakin tinggi.
Guru manusia biasa juga yang memiliki masalah, sudut pandang, trauma, issue dalam dirinya. Penting untuk tidak meng internalisasikan semua omongannya, percaya semua yang dikatakannya, apalagi sampai jadi copy cat nya. Tetaplah percaya pada diri sendiri, dengarkan intuisi diri, dan paling penting jangan ada expetasi apapun.
Terimakasih buat semua guru dalam kehidupanku.
Terimakasih kepada Tuhan Semesta Alam atas segala Rahmat Nya, para Leluhur yang telah menjaga, dan semua orang baik diluaran sana atas guiding, coaching, facilitating, and accompany me. Love.
No comments:
Post a Comment