*Disclaimer: Postingan ini adalah opini pribadi, berbagi perspektif, tiak ada tujuan dan niat untuk mejatuhkan suatu profesi atau tentang salah benar. Semoga bs mendapat insight dan di pahami dengan hati.
Sudah satu setengah tahun lebih kita berdampingan dan berbagi hidup dengan covid. Tahun 2020 banyak tenaga kesehatan yang meninggal dalam menanggani pasien covid dan terpapar. Beribu-ribu orang menyampaikan simpatinya, mengangkat derajat para pekerja medis dalam sosial setara seorang pahlawan. Masyarakat bahu membahu membantu dengan menyuarakan himbauan, bantuan APD, hingga memberikan dukungan secara emosional dan moral. Dari fenomena itu, ada hal yang terlihat, yaitu tentang bagaimana suatu profesi di apresiasi sangat oleh banyak orang.
Dari jaman dulu, profesi dokter dan tenaga medis ya mengurus dan merawat pasien. Tidak ada yang berbeda dengan tugas dan kewajibannya di masa lalu dan masa sekarang. Perbedaan yang terjadi saat ini adalah jumlah pasien yang perlu dirawat dan resiko dari kasus penyakit yang ditangani. just it.
Tidak semua tenaga kesehatan itu pahlawan, karena tujuan bekerjanya pun beda-beda. Ada yang karena tugas, kewajiiban, tuntutan profesi, pekerjaan untuk mendapatkan gaji demi keberlangsungan hidupnya, ada yang karena terikat sumpah profesi, ada yang karena terikat ikatan dinas, ada yang memang jiwa sosial dan kemanusiaannya tinggi. Dan dimasa pandemi covid saat ini yang menyerang fisik manusia, tenaga kesehatan menjadi menonjol dan diangung-agungkan. Termasuk profesi di kesehatan mental, seperti psikolog yang mulai terkenal dan membuat banyak masyarakat melek atas kesehatan mental.
Dalam fenomena ini pun, ada sebagian masyarakat yang menyindir para tenaga medis, dan di balas oleh para dokter spesialis terkait butuh waktu berapa lama untuk menghasilkan 1 dokter, dengan kata lain nyawa seorang dokter itu penting krn tugasnya menyelamatkan orang lain. Saat melihat komentar dan respon itu, yang pertama kali disadari adalah tentang arogansi. Kalau mau terbuka dan melihat objektif, semua profesi itu berharga dan tidak mudah. Seorang bankir, desainer, seniman, pengacara, dll, mereka melewati masa studi, praktek, mengerakan kemampuan dan mengembangkan dirinya untuk menjadi seorang ahli di bidangnya. Setiap profesi punya effort nya masing-masing, dan setiap nyawa manusia itu berharga.
Kembali ke bahasan,
Tenaga medis menjadi naik daun karena keadaan saat ini yang banyak terkait dengan dunia medis. Coba kalau dulu saat tidak ada pandemi, mana ada sanjungan-sanjungan penuh simpati sana sini terhadap tenaga medis, bahkan tidak ada perayaan yang masuk ke dalam libur nasional sebagai peringatan profesinya seperti hari guru. Bahkan guru (profesi) yang dianggap pahlawan pun belum tentu semuanya pahlawan, banyak juga yang jadi guru karena tuntutan ekonomi, ada juga guru yang melecehkan siswanya dan tak bermoral, ada juga yang matre, jadi guru yang disebut pahlawan itu profesinya atau jiwanya? karena ada juga orang yang punya profesi lain, tapi jiwanya "guru", dia mencerahkan, memberikan ilmu, dan menuntun orang untuk berkembang dan menjadi versi terbaik dirinya.
Ya, saat suatu keadaan membuat seseorang/suatu profesi/kelompok bekerja keras untuk menyelamatkan manusia lain, maka profesi/ orang/ kelompok itu dianggap pahlawan. Jika tidak, maka tak ada apresiasi, simpati, dan empati. Semacam musisi, dianggap biasa saja, tapi kalo ada yang berhasil go internasional dan jadi idola di berbagai negara, orang-orang mulai mengidolakan, memberikan slogan positif, bangga, dan numpang nama. Kalau desainer bisa menciptakan produk yang bisa membantu banyak orang dan meningkatkan perekonomian negara dengan tersebar ke seluruh dunia, mungkin profesi desainer akan dilirik sebagai jurusan yang menguntungkan dan di momen itu pun akan sangat dibangga-banggakan oleh masyarakat. Kalau pemerintah gak punya hutang, tak ada korupsi, pamor PNS pun naik sebagai profesi yang bermartabat dan wah karena menyelamatkan masyarakat dengan menjadi pegawai pemerintahan dimana tugasnya mengurusi negara dari pusat hingga daerah.
Kadang sesuatu dinilai terlalu kontras, di puja banget atau dihina banget. Dan setiap profesi seperti ada label-label tersendiri dalam benak masyarakat meski tidak semuanya begitu.
No comments:
Post a Comment