Monday, February 1, 2021

Aib dan Kebohongan

Seseorang mengalami depresi karena tekanan keluarga dan keluarga bsar. Berantam heboh dengan orang tua hingga menciderai fisik. Dibawa ke UGD ditanya runtutan kejadian, lalu bingung, berbohong untuk menutupi kisah asli karena dianggap aib. Sang petugas medis kebingungan, analisa kasus pun tak lengkap, pengobatan pun tak tepat dan maksimal.

Jika jujur, maka orang ini selain dapar pengobatan medis seperti laser, operasi, fisioterapi, ia pun akan di rujuk ke psikiater dan psikolog. Jikapun dokternya jeli meraba masalah dan akhirnya di rujuk ke psikolog dan psikiater, dianggap aib karena malu dianggap gilak, hingga akhirnya menggurungkan diri, terjembab dalam penyakit yang terus bergerak kedalam putaran gelap. 

Jika akhirnya mau ke psikolog dan psikiater, bercerita pun dianggap aib karena menceritakan masalah keluarga, sifat buruk orang tua, kelakuan ana yang dianggap buruk dalam norma sosial. Berbohong hingga diagnosa tak tepat, pengobatan tak tepat sasaran, bahkan bisa menghasilkan trauma baru ataupun pengobatan terhenti dan meledak menjadi penyakit jiwa lainnya yang bercabang hingga di kemudian hari semakin kompleks, sulit dikenali akarnya dan dibereskan.

Demi menutup kisah yang dianggap aib, kebohongan dilakukan, yang berakhir mendzolimi diri sendiri ataupun anggota keluarga lainnya.

Contoh, 
  • Seorang istri dianiaya suami hingga babak belur, ke dokter bilang kepentok, luka fisik diobati, tapi depresi dan trauma batinnya tidak, lama kelamaan di suatu ketika saat kejadian penyiksaan terus berulang, sang istri meledak menjadi gilak atau bunuh diri atau membuniuh suaminya yang berakhir masuk penjara. 
  • Seorang anak menderita tekanan batin atas orang tua yang memiliki gangguan kepribadian, dimana suka meledak secara emosional dan berkata kasar maupun memukul. Si anak mengalami tekanan yang luar biasa hingga akhirnya tenggelam dalam narkoba. Dibawa ke terapis, di acam untuk tidak cerita, akhirnya hanya diobati ketrgantungan terhadap narkobanya tanpa membereskan akar permasalahannya (trauma abused ortu). Dimana saat akar tidak dibereskan, maka akan terus kembali ke narkoba atau pelarian addiction lainnya. 

*Wuallahualam bishawab

No comments:

Post a Comment