Sudah 6 bulan bolak balik di rumah sakit hampir setiap hari, merhatiin banyak hal.
sampe di momen,
Dokter pergi ke rumah sakit untuk kerja,
kerja untuk mendapati uang untuk nafkah keluarganya
kerja untuk memenuhi kebutuhan dirinya secara pikiran, sosialisasi, aktualisasi
kerja untuk menolong orang demi memenuhi kebutuhan batinnya
Perawat pergi ke rumah sakit untuk kerja,
kerja sebagai rutinitas dalam kehidupan
kerja untuk mendapati uang untuk survive di dunia
kerja untuk menjalani tugasnya.
Resepsionis, satpam, farmasi, petugas bpjs, petugas kantin, penjaga parkir,
cleaning service, office girl/boy, semua datang untuk kerja.
cleaning service, office girl/boy, semua datang untuk kerja.
kerja untuk memenuhi kebutuhan duniawi
tuntutan kebutuhan diri, keluarga, sosial
menjalani tugasnya tak lebih dari itu.
Pasien datang untuk berobat
berobat demin sembuh
berobat untuk bertahan hidup
berobat untuk memenuhi kebutuhan dirinya yang kesepian.
Setiap orang datang punya tujuannya masing-masing
dan ironisnya, tak lebih dari memenuhi kebutuhan dirinya, keluarganya.
Fokus menjalani hidup untuk bertahan hidup.
Apa mereka peduli dengan orang lain?
Saat menolong memberikan kebahagian untuk dirinya,
Saat merawat memberikan rasa manfaat untuk dirinya merasa berharga,
Saat menyelesaikan tugas memberikan kelegaan bagi dirinya untuk merasa aman, aman dari penilaian negatif, aman dari tugas terbengkalan, aman dari peneguran, aman untuk dapat lanjut bekerja, aman untuk finansialnya, aman untuk dirinya.
lagi-lagi, semua dilakukan untuk dirinya.
bukan murni untuk pasien, bukan untuk perusahaan, bukan untuk kemanusian, bukan untuk cinta universal. Dilakukan secara transaksional, untung rugi, dan demi dirinya sendiri.
ini baru potrait di rumah sakit, memang tidak 100%nya seperti ini.
Lalu kuperhatikan, adakah yang benar-benar tulus? yang benar sayang terhadap sesama atas dasar cinta bukan kasihan? yang benar-benar merawat menolong atas dasar panggilan jiwanya demi orang lain yang tak dikenalnya? yang benar-benar mau hingga mengorbankan diri demi keselamatan orang lain?
Semua dilakukan atas dasar sistem, aturan main, yang dibungkus dalam kata hak dan kewajiban, untuk mejaga keseimbangan , hingga semua pihak MERASA tidak dirugikan. karena kebanyakan manusia ingin untung, ingin aman, ingin nyaman. Semua cari aman.
Kadang ku bertanya,
adakah dokter dan suster yang merawat pasiennya penuh kasih seperti ia menolong dan merawat dirinya sendiri?
Adakah petugas dan karyawan yang bekerja murni atas dedikasi dan loyalitas pada perusahannya?
atau banyak manusia pada umumnya memang berharap timbal balik dan menghitung-hitung untung rugi untuk dirinya?
Rumah sakit tak lebih dari sebuah bisnis dan semua yang ada di dalamnya tunduk pada sistem.
Kadang kalau merhatiin lebih dalam, suka sedih. Sebenarnya, orang aware sama apa yang dilakukannya kah? sadar bahwa dirinya berada dalam sebuah sistem kah? sadar bahwa realita hidup membuat manusia hidup dalam comfort zone nya kah?
Kalau dalam sebuah jalanan, orang sibuk mengendarai kendaraan masing-masing, sibuk menyebrang, sibuk jalan, marah saat macet-macetan, semua hiruk pikuk dibawah sana. Tapi adakah orang yang mau keluar dari situ dan naik ke atas gedung tinggi untuk melihat apa yang sedang terjadi di bawah sana? Dan saat bisa melihat dari sudut pandang lebih jauh, sudut pandang burung, ada pemahaman yang di dapat yang tidak akan pernah disadari jika terus-terusan berada di jalanan dan sibuk dengan tujuan dan kendaraan masing-masing, if you know what i mean.
Realitanya, banyak orang yang lebih senang tenggelam alam rutinitas dan zona nyamannya.
Sejauh ini, ketemu banyak orang, sedikit yang berani keluar dari rutinitas dan zona nyamannya untuk melihat lebih tinggi dan mendapati pemahaman yang lebih luas. Manusia terlalu takut untuk merasa tak nyaman, terlalu takut untuk keluar dari keteraturan, terlalu takut untuk berbeda, terlalu taku untuk mengambil resiko, terlalu takut untuk melihat kenyataan.
No comments:
Post a Comment