Suatu malam saya terbangun dan iseng browsing-browsing random. Karena kmrn ibu baru saja membeli masker bengkoang, saya pun menjadi penasaran dengan brand-brand kecantikan lokal. Maka saya googling mustika ratu, tampilan pertama dari web nya menurut saya cukup baik, bahkan tidak norak sama sekali lihat produknya satu persatu, ternyata variantnya product nya banyak, ada beberapa cabang merek seperti untuk puteri untuk remaja, bioskos untuk ibu-ibu, taman sari untuk spa, Traditional Herbal dan lain sebagainya. Salah satu product body care dan decorative nya.
![]() |
mustika ratu, pict form web |
Lalu saya jadi penasaran dengan yang namanya sari ayu, ternyata tidak kalah bagusnya dengan variant product yang banyak pula. Bahkan warna-warna untuk kategory decorativ nya cenderung berani, terang, dan memang itu sebagian "warna" indonesia.
sariayu, pict from web |
Saya pribadi lebih suka website dan warna-warna product decorativenya mustika ratu lebih soft. Setelah melihat sekilas, sedikit memperhatikan, brand-brand lokal ini bagus loh, bahkan dia memecah merk produknya ke dalam beberapa segment usia dan kelas. Packaging nya pun bagus, hanya saja ada bberapa produk yang mengunakan material plastik dan kesan plastik nya sangat ketara serta warnanya yang gold yang plastik banget sehingga hal tersebut yang mengesankan "murahan".
Sempat terpikir, 2 produsen ini menambah kualitas dan variannya dalam balutan teknologi yang lebih canggih dengan tetap mengunakan bahan dasar alami yang terkandung di dalam bumi Indonesia dan tetap menampilkan citra warna dan "nyawa" Indonesia, mungkin akan menjadi produk yang justru diminati di Negeri tropis lainnya ketimbang di negeri sendiri. Sayang sekali, banyak wanita Indonesia yang terpikat merk dan produk luar yang secara hasil memberikan yang lebih baik dengan tingkat teknologi dan kuatnya brand image. Justru itulah tantangan untuk pengusaha kosmetik Indonesia, Secara image 2 produsen ini sama-sama kuat. Kalau ditelaah lebih lagi, 2 produsen ini tetap dalam jalurnya mengangkat kekayaan indonesia, menciptakan produk yang sesuai untuk Indonesia (negara tropis).
Beruntunglah kita menjadi orang Indonesia dengan banyaknya perbedaan, sebagai contoh, bnyaknya suku memberikan keanekaragaman dalam budaya dan warna, karena itulah sampai detik ini Indonesia tidak memiliki 'warna' indonesia. Hal tersebut bisa dijadikan jutaan bahkan triliyunan komposisi dan kemungkinan-kemungkinan perpaduan warna lainnya, seru juga kalau suatu saat nanti tiap tahun Indonesia kompak mengangkat trend dr setiap sukunya (1 suku; kebudayaan dan "warnanya"/ tahun) mulai dari make up, fashion, aksesoris dan desain lainnya. Pasti negara-negara lain bakal sirik, haha.
Yang nulis make upnya pake merek apa?hehehe
ReplyDeletepertanyaan yang menyadarkan, pake make up non lokal :l
ReplyDelete