Siapa yang tidak memiliki hp?
hampir semua orang memilikinya tanpa mengenal usia, tingkat sosial, pendidikan ataupun kebutuhan. Dari mulai yang harganya selangit hingga merk2 china yang terbilang murah untuk feature yang ditawarkannya. Sebagian besar orang menggunakan hp jenis smartphone atau entertainment. Hp dipilih bukan lagi pada dasar kebutuhan untuk komunikasi, tetapi sebagai lifestyle, pergaulan, meningkatkan nilai prestige dan penanda status sosial.
Hp: connecting people, yes! selain itu hp pun memili dampak negatif dalam segala aspek, untuk ini saya akan bahas sedikit dari aspek sosial
14 tahun yang lalu, hanya segelintir orang yang memiliki hp dan mereka memang eksekutif ataupun orang kerja yg sdh mulai mapan. 9 tahun yang lalu, anak anak smp sudah marak memiliki hp, didasari hibah dari ayah/ibu nya krarna ganti hp dan untuk mengontrol anak. Dipakainya untuk telpon, sms, dan main game. Hingga akhir-akhir ini hp lebih banyak digunakan untuk social networks, browsing, chatting, main game, putar musik ketimbang telepon dan sms.
Porsi telepon dan sms sama seperti dulu, anggap 3,main game 3, jadi orang menggunakan 6 jam perhari. Kalau sekarang telepon+sms 3jam, main game, chatting, social network (fb,twitter,multiply,dsb) bisa hingga 12 jam bahkan seharian. Sehingga waktu hanya dipakai untuk diri senderi dengan hp, mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat, terdengar simple, tetapi dalam kenyataannya itu berefek besar. Misal saja saat makan bersama keluarga/teman, smua orang sibuk dengan hp nya masing2. Interaksi sosial yang nyata menjadi semakin minim , kepekaan menjadi berkurang. Senin-jumat kerja, sampai rumah telepon-telepon, bbm an, ds. Sabtu minggu istirahat, tidur, jalan-jalan tidak lepas dari interaksinya dengan hp. Sedih rasanya dan apalagi yang dibicarakan di hp bukan hal penting dan mendesak hanya ngalor ngidul, becandaan, sayang pulsa gratis, sayang pakai hp bagus, dsb. Bisa-bisa buka menjauhkan yang dekat tetapi melupakan yang disekeliling.
Perkembangan teknologi, gaya hidup, penawaran gratis dari provider2 karna persaingan membuat orang tidak bisa lepas dari hp walaupun untuk sehari sabtu/ sehari minggu saja. Hal tersebut menyebabkan semakin menjauhnya interaksi sosial secara fisik (langsung), kepekaan, memberikan peluang2 yg tidak diinginkan (seperti perselingkuhan), membuka kesenjagan sosial semakin lebr sehingga orang dibawah yang masih susah makan pun ingin punya hp, karena smua orang bersosialisasi lewat hp (cara mendapatkan hp nya pun dengan cara memprihatinkan bahkan meningginya tindak kriminalitas), kalau dia tidak punya dia tidak bisa cepat tahu berita dan ikut ersosialisasi.
hampir semua orang memilikinya tanpa mengenal usia, tingkat sosial, pendidikan ataupun kebutuhan. Dari mulai yang harganya selangit hingga merk2 china yang terbilang murah untuk feature yang ditawarkannya. Sebagian besar orang menggunakan hp jenis smartphone atau entertainment. Hp dipilih bukan lagi pada dasar kebutuhan untuk komunikasi, tetapi sebagai lifestyle, pergaulan, meningkatkan nilai prestige dan penanda status sosial.
Hp: connecting people, yes! selain itu hp pun memili dampak negatif dalam segala aspek, untuk ini saya akan bahas sedikit dari aspek sosial
14 tahun yang lalu, hanya segelintir orang yang memiliki hp dan mereka memang eksekutif ataupun orang kerja yg sdh mulai mapan. 9 tahun yang lalu, anak anak smp sudah marak memiliki hp, didasari hibah dari ayah/ibu nya krarna ganti hp dan untuk mengontrol anak. Dipakainya untuk telpon, sms, dan main game. Hingga akhir-akhir ini hp lebih banyak digunakan untuk social networks, browsing, chatting, main game, putar musik ketimbang telepon dan sms.
Porsi telepon dan sms sama seperti dulu, anggap 3,main game 3, jadi orang menggunakan 6 jam perhari. Kalau sekarang telepon+sms 3jam, main game, chatting, social network (fb,twitter,multiply,dsb) bisa hingga 12 jam bahkan seharian. Sehingga waktu hanya dipakai untuk diri senderi dengan hp, mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat, terdengar simple, tetapi dalam kenyataannya itu berefek besar. Misal saja saat makan bersama keluarga/teman, smua orang sibuk dengan hp nya masing2. Interaksi sosial yang nyata menjadi semakin minim , kepekaan menjadi berkurang. Senin-jumat kerja, sampai rumah telepon-telepon, bbm an, ds. Sabtu minggu istirahat, tidur, jalan-jalan tidak lepas dari interaksinya dengan hp. Sedih rasanya dan apalagi yang dibicarakan di hp bukan hal penting dan mendesak hanya ngalor ngidul, becandaan, sayang pulsa gratis, sayang pakai hp bagus, dsb. Bisa-bisa buka menjauhkan yang dekat tetapi melupakan yang disekeliling.
Perkembangan teknologi, gaya hidup, penawaran gratis dari provider2 karna persaingan membuat orang tidak bisa lepas dari hp walaupun untuk sehari sabtu/ sehari minggu saja. Hal tersebut menyebabkan semakin menjauhnya interaksi sosial secara fisik (langsung), kepekaan, memberikan peluang2 yg tidak diinginkan (seperti perselingkuhan), membuka kesenjagan sosial semakin lebr sehingga orang dibawah yang masih susah makan pun ingin punya hp, karena smua orang bersosialisasi lewat hp (cara mendapatkan hp nya pun dengan cara memprihatinkan bahkan meningginya tindak kriminalitas), kalau dia tidak punya dia tidak bisa cepat tahu berita dan ikut ersosialisasi.
No comments:
Post a Comment