Sunday, August 10, 2025

2/8/25

My soul full of love, joy, and gratitude.
Thank you for invitation and having me.

Happy birthday, Arthur!
All the best for everything!

 
 

Flashback, 3 years ago (2022) I moved to Jakarta, without family, friends, circle, just alone by myself. I asked my self "how to make friends at this age?". Suddenly one of my  acquaintance told me about this community. So I joined and still have not friends wkwk. Beside that, I am so grateful to meet all of these people. I felt sense of belonging; experience love, warm, kindness; learned many things, to love myself, to more open to others, to trust, to communicate better, to create healthy boundaries. Its mean a lot for me. I am so grateful to know Arthur. His maturity, kindness, energy, so wonderful.

Wednesday, August 6, 2025

Gratitude

Energy never lies. We can feel it in every action, word, situation, condition, place, object, and person long before the mind begins to process it.

Last weekend, I attended an event where I met many people from different walks of life. At one moment, a guy complimented my dress: “You are so gorgeous". I smiled, said thank you, and started explaining why I chose to wear that dress. But before I could finish, he gently cut in and said, “Just own it". I instantly stopped my word and got the energy behind that. The energy was uplifting, encouraging, and deeply empowering. It hit me in a way that made me pause and reflect.

Before leaving the event, I said goodbye to everyone, waving my hands and giving hugs. When I hugged one of the guys, his embrace carried such warmth and kindness that it caught me off guard. In that moment, I felt like crying, his energy was so gentle, it touched something deep in me.

On the taxi ride home, I cried. Tears flowed as I began to realize so many good things I had never truly noticed before. There was a deep sense of gratitude and tenderness behind those tears, like my heart was finally catching up with everything I’d been feeling.

Thursday, July 31, 2025

Beres

2019 ada cidera di betis, lalu fiisoterapi. Out of blue, dokternya komen "kamu kalo nikah, nikah sama orang yang kamu cinta, yang saling cinta. Yang cocok sama kamu, bukan orangmu", "dna ingat, nikah sama cowok yang beres, yang beres ya". Tahun berganti, sampai di momen pertengahan 2025 (barusan) sadar sesuatu, teringat perkataan dokter rehab medik, dan baru get it maksudnya. 

Mungkin kita terbiasa pada kondisi dan pengkondisian masa kecil. Semua yang diterima dianggap hal normal dan saat terjadi berulang di usia dewasa bahkan sepanjang usia, hal tersebut di normalisasikan. Hingga di momen banyak healing, dapat experience berbeda (good or bad), semua jadi terlihat jernih. Lambat laun jadi paham mana laki-laki beres, wounded, baik, healed, bermasalah, semua terlihat jernih. Termasuk mampu melihat mana boundaries, defense mechanism, trauma response, pure kindnss, yang punya hidden agenda, mana yang personality, karakter, trauma, dll. 

Untuk sampai kesana, diperlukan kejernihan dalam melihat. Dan kejernihan ini, personally di dapat saat melepaskan banyak trauma, being present, being grounded, dan ada kematangan secara spiritual.

Siapapun jodoh ku, semoga kamu beres ya biar kita segera ketemu.
Healed, being real you, stabil, kuat (secara fisik, pemikiran, mental, batin, finansial), kind. Ibarat pohon ya kaya pohon jati dengan kelembutan selembut sutra dan ya kita match aja, mutual, saling berkontribusi, dan bertumbuh terus. 

Monday, April 7, 2025

Love it

The people, the place, the moment, the experience, so light, joyful, and make me expand.
I love to meet people, to socialize, to experience new place, in the move.

Hair

Cat rambut dari akar, lama-lama tumbuh hitamnya, warnanya makin kebawah, di potong beberapa kali sampe jadi sayang banget. Ditambah belum ketemu salon yang pas di kantong dan stylish nya cocok. Akhirnya tadi abis makan, impulsif potong rambut. So far oke, Lets see kalo blow nya udah abis, pas lurus hasilnya kaya gimana, semoga oke. 


Saturday, March 29, 2025

Perselingkuhan

Kadang bertanya-tanya, apa itu selingkuh?
Seperti apa? batasannya bagaimana? dengan siapa?

Yang namanya manusia, wajar memiliki respon. Baik secara emosional, sosial, fisik, seksual, pikiran, dan lainnya. 
  • Ada yang mudah terangsang secara emosi dengan membantu orang lain meski lawan jenis karen kasian. Dan hal tersebut bisa dianggap selingkuh. 
  • Ada yang mudah terangsang secara libido dan sulit mengendalikannya, maka berhubungan seksual termasuk peentrasi dengan lawan jenis atas dasar nafsu tanpa perasaan. Itu pun bisa dianggap selingkuh.
  • Ada yang mudah terstimuli secara pikiran, senang berdiskusi hingga ngobrol deep dan panjang yang kebetulan cocoknya dengan lawan jenis. Itu pun bisa dianggap selingkuh.
  • Ada yang kepedulian sosialnya tinggi dan perhatian terhadap orang lain tanpa memandang gender, saat memberikan perhatian bentuk kasih sesama manusia terhadap lawan jenis, itu pun bisa dianggap selingkuh.
  • Begitupun dengan perasaan, manusia tidak bisa memilih dan mengendalikan terhadap siapa ia tiba-tiba suka dan cinta. Sekalipun sudah memiliki pasangan, jika suatu saat merasakan cinta pada orang lain pada pandangan pertama. Ada yang menganggap itu selingkuh, meski perasaannya hanya disimpan tanpa ada aksi apapun. 

Setiap pasangan memiliki batasannya masing-masing dengan apa yang dianggap selingkuh.
Bisa jadi semua relasi ada perselingkuhan, hanya saja ada yang bisa diterima, dipermasalahkan, atau diributkan panjang. 

Ada yang memang tabiatnya senang berbohong, melanggar komitmen, dan melakukan hal-hal yang mayoritas menganggap sebuah perselingkuhan. Seperti menikah siri atas dasar cinta, berhubungan badan dengan beberapa perempuan dalam waktu lama. Dalam kasus itu, ada yang pasangannya ikhlas dan ya menerima suaminya seperti itu lalu dilepaskan, ada yang menganggap masalah besar dan ego sebagai korbannya mengebu-gebu, ada yang menjadi trauma, ada yang mampu menerima dan membuat keputusan (lanjut atau tidak), ada yang menganggap hal tidak penting dan angin lalu, ada pula yang santai karena terbuka untuk berhubungan dengan orang lain meskipun sudah menikah. 

Sehingga perselingkuhan adalah hal subjektif. Dan tidak salah juga jika manusia memiliki ketertarikan, kepedulian, perasaan terhadap orang lain bahkan terangsang. Itu semua hal manusiawi. Yang jadi masalah, saat seseorang tidak mampu meredam impuls yang muncul sesuai kesepakatan komitmen dengan pasangannya, sehingga pasangan merasa di khianati, diabaikan, dibuang, dicampakan, dsb. Atau melakukan kekerasan emosi, fisik, mental, finansial, dan abuse terhadap pasangannya saat melakukan hal yang dianggap perselingkuhan, sehingga merugikan pasangannya secara materi, fisik, psikis, dan memberikan trauma mendalam yang berdampak pada kehidupan dan masa depannya.

Jika pasangan terbuka, santai, memiliki nilai yang mirip, memiliki komitmen yang sama-sama disepakati dari dasar hati tanpa paksaan untuk saling mengontrol. Bisa jadi melakukan hubungan seksual dengan orang lain dapat diterima, main dengan lawan jenis dianggap seperti main dengan teman-temannya, memberi perhatian dan kasih terhadap orang lain dianggap hal biasa. Itu semua tidak akan dianggap pengkhiatana dan perselingkuhan, jika semua pihak yang terlibat memiliki value dan tujuan yang sama. 

Mungkin ini pentingnya untuk benar-benar mengenal diri sendiri, mengenal pasangan, keterbukaan, dan omunikasi. Sehingga saat berkomitmen, tidak akan kaget jika potensi abc terjadi karena memang sudah saling diketahui dan diterima satu sama lain. Ada yang jadi diantisipasi, dan jika kebablasan yang mampu diterima dengan lapang karena dari awal sudah saling benar-benar mengenal satu sama lain dan ada penerimaan utuh. 

Monday, March 24, 2025

Being content

When we feel enough and content with ourselves,
We will realize:
Not all relatives need to be accompanied,
Not all relationships need to be continued,
Not all opportunities need to be seized,
Not all problems need to be solved,
Not all friends need to be kept,
Not all misunderstandings need to be corrected,
Not all accusations need to be explained.

When we feel enough and content with ourselves,
We don't need anything and anyone to fulfill our soul.
So, We can see everything clearly and hear our intuition,
We can make decisions and take action based on our awareness,
And not affected by things outside of oneself.

Thursday, March 20, 2025

Tujuan

Semakin dewasa, semakin mengenal diri sendiri, salah satu yang disadari adalah tentang kecocokan.
Pekerjaan, pertemanan, relasi romantis, ya semua tentang kecocokan. Dan gak perlu jadi orang lain atau berusaha cocok dengan sesuatu atau orang hingga kehilangan jati diri asli. Karena takut ditinggalkan, diabaikan, kehilangan kesempatan, sendirian, atau hal lainnya. 

Dan dibalik itu, tentang tujuan.
Untuk sebagaian orang yang sangat mudah membaca karakter orang, saat ia memiliki tujuan yang sangat jelas dan hasrat tinggi untuk mencapainya. Maka ia akan mampu cocok dengan segala jenis orang (siapapun itu). Karena fokusnya pada tujuannya dan secara alami ia tahu bagaimana cari berkomunikasi, interaksi, dan memperlakukan orang. Jadi ya dia akan cocok dengan semua orang selama tau apa tujuannya.

Personally, tujuan itu seperti kompas dan fokus adalah amunisi untuk sampai ke tujuan itu. 
Selama punya tujuan dan fokus mencapainya, pasti akan selalua da dan bisa menciptakan dan mendapatkans emua yang dibutuhkan untuk sampai kesana. Bahkan bisa jadi banyak yang menenmani, mendukung, datang membantu, bahkan memberikan kendaraannya yang lebih canggih untuk segera sampai. 

Begitupun saat tak punya tujuan, hidup gampang tertarik sana sini, masuk drama sana sini, nyasar sana sini, berkonflik dengan orang, bahkan menyusahkan diri sendiri tanpa arti yang jelas. Karena saat tidak memiliki tujuan, itu dalam keadaan kosong dan bingung, termasuk boundaries (waktu, tenaga, sumber daya, emosi, finansial, dll) pun menjadi lemah bahkan hilang.

Jadi yang ditekankan bahkan ditanya tiap malam dan bangun tidur adalah:
What my truth purpose?
What I really want? Its mine?
What I really truly desire and lust for?
Who am I if I walk on my real reality?
Show me the clarity, Guide me.

Tuesday, March 18, 2025

Ramadhan #18

Apakan orang tua mengajarkan  diri untuk mengasihi dan menerima diri. Menanamkan diri layak dicintai, dikasihi, diberi, di provide tanpa merasa tak enak dan harus berhutang? 

Atau orang tua sibuk menuntut anaknya agar mampu diterima, menyenangkan semua orang, menginvalidasi semua perasaan dan pengalamannya, penuh dengan kritik dan labeling segala keburukan, beban, not good enough? 

Pendidikan bukanlah kasih makan, mengekolahkan, memberi materi, segala teori nasihat, dan aturan. Namun program apa saja yang ditanamkan di alam bawah sadar sang anak?  Mindset apa saja yang dibentuk?

Love Self First

Mampu mencintai diri tanpa syarat  dan  menerima diri sepenuhnya terlebih dahulu, sebelum memulai percintaan bahkan berkomitmen dengan orang lain dalam sebuah relasi. 

Sehingga saat ada hal-hal tak nyaman, menyakitkan, kita tak akan pernah merasa diri korban, mengasihani diri sendiri, apalagi memiliki banyak trauma tak berujung hingga hayat selesai. 

---------

Seberapa banyak orang-orang  yang cinta dengan tulus, yg diri tolak? 
Hanya karena merasa tak layak dicintai dan tak mampu dicintai?

Seberapa banyak orang-orang baik yang hadir yang diri tolak, 
hanya karena terbiasa dengan hal-hal menyakitkan dan belum mampu mencintai diri?

Seberapa banyak kasih yang hadir yang mau dan mampu memberikan kehidupan duniawi yang jauh lebih dari cukup dan berlimpah menyenangkan yang diri tolak? Hanya karena perasaan tak layak dan blm mampu mencintai diri?

Berapa banyak orang-orang seperti diatas yang diri takut untuk temui, kenalan, berinteraksi,
 hanya karena belim mampu menerima diri sendiri sehingga takut orang lain tak mampu menerima?

Pengorbanan

Pengorbanan tanpa mengasihi diri, hanya sebuah ke dzoliman pada diri dan menumpuk kekesalan yang akan meledak di suatu hari. 

Seberapa sering kita diajarkan, disuruh, diberikan contoh, bahkan hidup dalam lingkungan yang selalu mementingkan orang lain, mengurusi orang lain, mendahulukan orang lain, dengan mengorbankan diri sendiri; selalu memberi tanpa menerima? 

Sejatinya itu bukanlah sebuah kebaikan.

Itu hanya keputusan autopilot orang-orang yang tak mau dinilai buruk, yang ingin diterima lingkungannya dengan menjadi people pleaser dan condependecy. Orang-orang yang mencari validasi dirinya good enough dari dunia luar. Orang-orang yang di dasar hatinya merasa tak layak, tak layak dibantu, tak layak dicintai, tak layak diberi, tak layak hidup bahgia, tak layak dipedulikan, tak layak di prioritaskan. 

Kebaikan adalah saat kita berada dalam titik seimbang antara memberi dan menerima. Antara memberi dan meminta. Antara mengasihi sekitar tanpa lupa memgasihi diri. Karena boundaries akan terbentuk saat diri mampu mencintai diri dan merasa layak. 

Sunday, March 16, 2025

Pilates

 

(Bandung, Jakarta, Jogjakarta) Sampe sekarang, tiap pilates rasanya wow. Dari yang setelah sesi, badan sakit-sakit sampe berhari-hari, sempet sakit banget berasa robek ototnya. Endingnya bikin diri happy, pikrian jernih, badan enak banget kaya ke streatch, rasanya lebih enteng, dan makin kuat.

 

Tidak Semua

Tidak semua perlu dicintai,
Tidak semua perlu dipedulikan,
Tidak semua perlu direspon,
Tidak semua perlu diurus,
Tidak semua perlu ditemani,
Tidak semua perlu diperhatikan,
Tidak semua perlu disampaikan,
Tidak semua perlu diungkapkan,
Tidak semua perlu diselesaikan,
Tidak semua perlu dijaga,
Tidak semua perlu dipertahankan,
Tidak semua perlu diperjuangkan,
Tidak semua perlu ditepati,
Tidak semua perlu diberi,
Tidak semua perlu dikasihi,
Tidak semua perlu dibicarakan,
Tidak semua perlu dibahas,
Tidak semua perlu diingat,
Tidak semua perlu dilakukan.

Mood


Saturday, March 1, 2025

Random Thought

Pengeluaran perempuan single standard.

Sempet ngitung kebutuhan bulanan, dan kaget sendiri.
Itu pun ya kehidupan biasa aja. Belanja-belanja sebatas kebutuhan urgent.
Skincare turun level pake erha, yang sebelumnya kiehls dan lancome. 
Skip perawatan laser dan treatment dokter jutaan.
Mengurangi jajan apalagi ngopi-ngopi harian. 
Belum sama kebutuhan dana darurat, investasi, cicilan, tabungan, dll.

---------------

Tempat tinggal : 4.3jt
Kosan biasa 3.5jt
Laundry + listrik 500rb
Parkir mobil 300rb

Transport : 2.4jt
Ke kantor mrt/krl + gojeg = 50rb pp x 22 hari kerja = 1.1jt
Transport weekend 100rb x 8 hari = 800rb (bensin mobil sendiri)
E money 500rb (tol, parkir, dll). 

Makan : 5jt
Makan harian 50rb x 30 hari = 1.5jt
Jajan 22rb x 22 hari = 500rb
Weekend tambah 250rb x 8 hari = 2jt
Vitamin 1jt 

Skincare : 2.7jt
Milk cleanser 100rb
Sabun cuci muka 100rb
Scrub muka 150rb
Toner 120rb
Essense 150rb
Eye cream 200rb
Serum booster 150rb
Serum 200rb
Pelembab siang 150rb
Pelembab malem 200rb
Peeling 300rb
Masker 100rb
Sunblock 200rb
Acne spot 50rb
Lipbalm 100rb
Kapas 20rb
Facial 500rb

Bodycare : 1.7jt
Sabun 100rb
Scrub 100rb
Lotion 150rb 
Sunblock 100rb 
Parfume 400rb
Deodorant 60rb
Pijat lulur 300rb x 2 = 600rb
Meni pedi 300rb

Hair care : 850rb
Shampoo 100rb
Conditioner 100rb
Masker rambut 200rb
Hair tonic 100rb
Vitamin rambut 50rb
Creambath 350rb

Make up: 900rb
Cushion 200rb
Bedak 150rb
Lipstik 150rb
Blush on 100rb
Eyeliner 100rb
Mascara 100rb
Remover 100rb

Olahraga dan rekreasi : 4.3jt
Pilates 175rb x 2 x 4 = 1.4jt
Renang 50rb x 4 = 200rb
Tennis 200rb x 2 = 400rb
Driving golf 150rb x 2 = 300rb
Party 500rb x 2 = 1jt
Monthly escape 1jt

Self development: 3.5
Wellness session 1.5jt
Ambil kelas 1.5jt
Group session 500rb

Fashion : 2jt
Pakaian/ sepatu/ dll (Based on kebutuhan)

Asuransi 1jt
Sodaqoh 1jt
Pegangan 3jt (buat jaga2/ ada hal urgent).
Tabungan liburan 2jt
Perawatan dan pajak mobil : 1jt
Cuci 50rb x 4 = 200rb
Service 2jt/6 bln (sebulan 350rb)
Pajak 5.4jt/tahun (sebulan 450rb). 

Kebutuhan dasar: 36.700.000/ bulan

------------------

Kalau keuangannya mau sehat, ya perlu ada: 

Tabungan min.10jt/bulan
(Buat DP rumah dan cicilan kedepannya, expand experience and spiritual, tabungan)
Dana darurat 15jt (ga boleh disentuh).
Investasi 10jt (deposito, emas, bisnis). 

Minimal income : 
71.700.000/ bulan

Kalau skincare nya balik ke kiehls, lancome, make up pake ysl, rajin upgrade fashion, perawatan laser, liburan ke luar negeri setahun 2x, tinggal di apart proper, transport full online/ bawa kendaraan sendiri, makan gofood tiap hari 200rb, pilates private, ya tambah 26 juta perbulan. Apalagi kalau masih ada cicilan mobil, ya nambah lagi 8jt/bulan (mobil 300jt an).

Dipikir-pikir pusing. 
Dan yang namanya rejeki, kadang ada aja. 
Bahkan ga ada uang pun, masih bisa pilates.

---------------

Pentingnya laki-laki keluar uang saat pacaran, nemenin belanja, kasih beberapa kebutuhan perempuannya. Jadi mereka tahu kebutuhan perempuan sebanyak apa, biayanya berapa, dan level perempuannya dimana. Dan saat menikah, ya tandanya mereka mampu menafkahi dengan baik terlepas perempuannya mampu menafkahi dirinya sendiri. Karena saat menikah, ada waktu, energy, perhatian, dan fokus yang ia berikan ke pasangannya (dengan kata lain 4 hal itu berkurang dari dirinya). Misal, tidur, biasa bebas sendirian, lega; harus berbagi kasur. Bangun tidur bisa santai-santai; berubah jadi lebih gesit dan urus suami. Apalagi kalau punya anak, berarti hamil, melahirkan, menyusui, mengurus anak; dengan kata lain pekerjaan dan karirnya pun terjeda yang mempengaruhi income nya juga. 

Ya bisa jadi, perempuan gak butuh-butuh banget laki-laki, kalau semuanya bisa sendiri. Apalagi kalau perempuannya healed, full content, bahagia dengan dirinya sendiri, mandiri, cerdas, self reliant, bold.
Rasa sayang, cinta, keuangan, hal-hal yang bisa dilakukan semua gender.
Namun hamil, melahirkan, menyusui hanya bisa dilakukan perempuan.
Dan perempuan punya kecenderungan mental yang lebih kuat dalam kesendirian. Coba perhatiin, jika ada pasangan meninggal, permepuan cenderung tidak menikah lagi dan fokus urus anak. Kalau laki-laki yang cari pasangan menikah lagi untuk urus diri dan anak-anaknya. 

Jadi apa yang laki-laki bisa tawarkan?

Wednesday, February 19, 2025

Check Inside

 Saat mengenal diri sendiri, maka hidup akan lebih mudah.
1. Kita jadi tau arah hidup mau dibawa kemana
2. Tau tujuan hidup
3. Tau apa yang dimau
4. Tau apa yang disuka
5. Tau apa yang menganggu
6. Tau kelebihan, power, dan potensi diri
7. Tau kapasitas, kemampuan, batasan diri.

Hal itu membuat hidup lebih terarah seperti memiliki kompas. 

Dan ternyata mengenal diri tanpa menyayangi diri sendiri tidak membuat diri baik-baik saja, mendapatkan apa yng dimau, hidup bahagia penuh kedaiaman dan keberlimpahan, mampu menjaga diri dari hal-hal yang merusak dan merugikan. Ya, mengenal diri seperti membangun rumah, dan mencintai diri seperti merawat rumah yang disertai pagar dan segala aturan yang membuat rumah terus membaik dan berkembang. 

Saat menyayangi diri, kita akan:
1. Mampu memprioritaskan kebutuhan dan kebahagian diri
2. Mampu menerima cinta
3. Mampu meminta dan menerima pertolongan
4. Mampu berkata tidak
5. Mampu melepaskan semua hal dan orang yang menyakiti dan irrelevant yang memberatkan diri dan membuat hidup diam di tempat
6. Mampu mengejar apa yang dimau dengan gigih
7. Mampu berbicara dengan asertif dan efisien
8. Mampu memberi tanpa mengorbankan diri sendiri
9. Mampu menciptakan batasan sehat
10. Mampu nyaman dan bahagia dalam kesendirian maupun sendiri
11. Mampu berteman baik dengan diri sendiri
12. Mampu memberikan apa yang diri butuhkan dengan baik (tidur cukup, makan sehat, ketenangan, olahraga, termasuk nurturing dan noursihing diri)
13. Mmapu menciptakan lingkungan sosial yang sehat
14. Mampu menjaga diri dan energy diri dengan baik
15. Mampu menerima diri baik buruknya dengan utuh
16. Mampu melihat kekacauan dunia luar dengan tenang tanpa terdampak hingga rusak
17. Mampu kembali ke tujuan dan purpose diri dengan cepat (saat ke distract)
18. Mampu bangkit dengan penuh kasih tanpa penghakiman, penyiksaan, penyesalan saat diri melakukan eksalahan, terpuruk, ataupun jatuh sejatuh-jatuhnya.
19. Mampu memasukan orang-orang kind, nurturing, nourishing, yang sayang dan mutual kedalam hidup.
20. Mampu membuat orang-orang harming, abusif, merusak, wasting time menjauh dengan sendirinya dan tak nyaman dekat diri.
21. Mampu menjaga fokus pada hal-hal penting dan relevan
22. Mmapu menarik keberlimpahan, kebahagian, kekayaan, kesehatan dengan mudah
23. Banyak sekali yang dihasilkan dari mencintai diri sendiri, sebuah landasan dan pondasi dasar untuk membangun apapun yang ingin dibangun dan diciptakan. 

Lalu, hal dasar lainnya adalah:
Perasaan layak - worthy.
1. Worthy for love
2. Worthy for abundance
3. Worthy for miracle
4. Worthy for being joy 
5. Worthy for healthy
6. Worthy for companionship
7. Worthy for being rich and wealth
8. Worthy for being lucky
9. Worthy for being supported
10. Worthy for having and receiving every good thing, people, place, feeling, mind, peace, easy life, experience, and everything. 

-----------
Bahas parenting sedikit,
Mungkin ada atau banyak orang tua yang melahirkan karena ingin punya anak atau sebatas mengikuti konstruk sosial. Dan saat punya anak, fokusnya mendidik sesuai apa yang seharusnya menurut orang apda umumnya: kasih makan (sehat), sekolahin, ajarin agama, ajarin sopan santun, selesai. Nyatanya, mendidika adalah membangun sebuah pondasi kuat agar si anak mampu membangun bangunannya sendiri sekuat dan setinggi apapun yang ia mau dan mampu. Sekalipun orang tuanya suudah tidak ada atau dalam kesendiriannya. Yang perlu di tanamkan:
1. Perasaan layak dan berharga
2. Perasaan dicintai dan diterima
3. Kebebasan memilih (autonomy)
4. Kestabilan (dari ortu yang mampu meregulasi emosi dengan baik, dari tempat tinggal yang tidak pindah-pindah tiap tahun, dari lingungan sosial yang stabil - ada circle, dll).

Dari 3 hal itu, anak akan mengembangan pandangan diri yang positif, self esteem yang baik, self worth yang sehat, kepercayaan diri, termasuk ruang untuk mengenal dirinya sendiri, belajar menyayangi dirinya dengan mudah, membiasakan fokus pada hal-hal penting, tau apa yang dimau, tau apa yang dituju. Dan saat ia nyaman dan baik apda dirinya sendiri, maka ia pun akan memeprlakukan orang lain dan lingkungannya dengan baik. 

Agama, pendidikan akademik, aturan sosial, sopan santun, pengembangan keahlian, itu semua hanya ilmu, wawasan. Dimana dibutuhkan juga seiiring waktu untuk pengembangan diri dan mendukung pencapaian kehidupannya kelak. 

Btw, in my opinion, agama bukan pondasi, karena saat anak ada perasaan tidak layak, ditolak, kesepian, terbuang, tertekan, sekalipun diberikan pendidikan agama dari kecil; suatu saat ia akan mencari lingkungan yang dirasa menerimanya dan nyaman, sekalipun itu ajaran sesat, merusak, melenceng. Berbeda saat anak memiliki keberhargaan diri yang sehat, kemantapan hati, jejeg, kematangan spiritual (ya spritual berbeda dengan agamis), maka saat ia bergama, belajar agama, ia mampu membangun integritas, pemhaman, dan pengaplikasian yang baik. 


Wednesday, February 12, 2025

17.06

Saat kita memiliki moral yang tinggi, reliable, bertanggung jawab, empati tinggi, selalu mementingkan orang, baik, tidak punya batasan, dan lupa untuk sayang plus prioritasin diri; maka hidup akan habis dengan dimanfaatin orang, di abuse, di exploitasi, dan hidup dalam ketidakbahagiaan. Karena ternyata mayoritas manusia hanya peduli dengan dirinya sendiri atau circlenya, dimana intinya ya untuk dirinya sendiri. Saat mulai memahami hal itu, maka perspektif pun berubah. Berubah untuk mulai peduli dengan diri, berubah untuk tidak memikirkan semua orang dan dunia alias fokus taking care diri, berubah untuk memiliki batasan, berubah untuk mulai cuek dengan apa yang terjadi disekitar jika memang tidak relevant dan baik untuk diri. 

Mungkin dari kecil diajarkan untuk berbuat baik, baik terhadap orang, menjadi orang bermanfaat, baik dengan alam dan segala isinya. Karena sifat dasar mayoritas manusia hanya peduli dengan dirinya sendiri, mencari keuntungan untuk dirinya, dan tidak peduli sekitar. Namun hal tersebut menjadi ajaran kurang baik bagi orang-orang yang jiwanya pemberi, yang penuh kasih, yang empatinya tinggi hingga mampu merasakan penderitaan orang seperti dirinya yang mengalami, memiliki hasrat untuk menolong dan merubah. Justru orang-orangs eperti itu perlu diajarkan untuk memiliki batasan dan sayang sama dirinya sendiri. Bukan diajarin fokus ke dunia luar, peduli dengan orang-orang, taking care orang lain dan seluruh isi dunia, sampai mengabaikan diri, memgorbankan dirinya, bahkan dzolim dengan dirinya sendiri.

Yang disadari adalah, orang mengajarkan dan membentuk sesuatu berdasarkan proyeksi dirinya sendiri. Termasuk tulisan ini, bisa jadi. Pada akhirnya, diri sendiri yang perlu menyelami diri lebih dalam, mengenal diri seutuhnya, mengetahui core diri, kelebihan dan kekurangan diri, mampu memisahkan mana diri sejati dan bentukan conditioning, mengenali purpose diri. Sehingga kita paham apa yang sebanr-benarnya diri butuhkan dan bagaimana menggunakan kemampuan diri untuk hal yang dampaknya juga baik pada diri (tidak hanya bermanfaat untuk orang lain) maupun sebaliknya.