Monday, June 24, 2024

Mengenal Diri

Ternyata kebutuhanku secara fisik tinggi sekali.
Kebutuhan untuk bergerak, aktif secara fisik, olahraga, traveling (moving form one place to other place), ketemu orang secara langsung, kehadiran fisik, interaksi langsung hadir utuh (fisik, emosi, mental), engage secara langsung offline, dsb nya. Ternyata kebutuhan akan adanya kehadiran fisik dan dikelilingi banyak orang yang memiliki tubuh (bukan mahluk2 halus) tinggi sekali. Dan kebutuhan yang harus terpenuhi setiap harinya, jika tidak, amburadul yang efeknya bisa kemana2.

Disaat orang - orang seneng kerja wfh, aku nggak.
Udah dari kecil hidup sendirian, apa-apa urus sendiri, terus mandiri sendirian sampe gede, termasuk tinggal sendirian gak ada siapa-siapa, terus kerja wfh hanya menatap layar dan duduk sepanjang hari, rasanya seperti membunuh diri secara perlahan. Meskipun ada interaksi face to face online tiap pagi dan sore, serta komunikasi aktif sepanjang jam kerja, rasanya belum mampu memenuhi kebutuhan sosial dan emosiku, efeknya ya jadi gak bahagia dan lama kelamaan bisa berdampak ke kebahagian, kesehatan fisik dan mental, lama kelamaan bisa mempengaruhi kinerja juga. Apalagi kalau gajinya pas-pasan, bisa habis cuma buat bayar cafe to cafe untuk kerja (karena cafe adalah public space yang pasti ada manusia lain). Karena itu, aku lebih memilih bekerja secara offline. 

Dari banyaknya pengalaman, akhirnya mengenal diri sendiri. Kalau diri lebih bahagia saat bekerja secara offline yang ketemu orang nyata setiap harinya dan banyak mobiltas kesana sini (aktif secara fisik), ketemu orang-orang baru, kerjaan yang menantang dengan pace cepat, rasanya benar-benar fullfilment banget. 

Untuk relasi (pertemanan dan romance) kehadiran fisik penting. Meski gak harus ketemu tiap hari, ternyata butuh terman beraktivitas bareng atau sesederhana hadir secara fisik. Ya memang meski relasi bisa dirawat dari jarak jauh tanpa pertemuan tahunan-belasan tahun masih bisa terkoneksi secara emosi, namun saat kebutuhan fisik tidak terpenuhi, rasanya pun sedih. Atau ya cari teman main yang memang bisa hadir nyata dan mutual.

-------
Semakin kesini, dari segala hal yang terjadi (baik buruk, nyaman tak nyaman, sedih bahagia, semuanya itu) mengarahkan pada kontemplasi diri, melihat ke dalam diri, dan semakin mengenal diri sendiri. Dari mengenal diri, semakin jelas juga value diri, tujuan diri, boundaries, apa yang diri suka, apa kelemahan dan kekuatan diri, apa yang bisa di kembangkan, apa yang perlu dibiarkan, termasuk menerima diri sendiri. Saat mampu menerima diri, security pun muncul, tak ada yang bisa mengoyahkan, memanipulasi, atau mengacak-ngacak diri, karena tidak ada insecurity apapun. Dimana sebelumnya, telah mampu melihat jauh lebih dalam termasuk segala luka, issue, program-program diri, menerima itu semua. Saat itu terjadi, maka proses healing pun akan mudah terjadi. Dan diri terus bertransformasi, berkembang, bertumbuh, terus dan terus. 

No comments:

Post a Comment