Ttg "rumah", ga semua org yg akrab dan relatives sekalipun boleh masuk. Jika memang di luar aturan, kenyamanan, apalagi mengancam, kita berhak mengusir dan tak membuka pagar sekecil apapun. Masalahnya, dr kecil sering diajarkan untuk berbuat baik pd org lain, berpikiran positif, mendahulukan kepentingan org lain, hrs ini itu tanpa diajarkan berbuat baik pd diri sendiri dan memprioritaskan diri. Someyimes, budaya kolektif dan altruism lead to self confussion and abuse.
Realitanya:
Gak semua orang itu baik, pny niat baik, dan layak diperlakukan baik, sekalipun satu darah. Gak semua orang2 yg sayang itu tdk akan menyakiti dan merusak. Gak semua kenalan akrab itu akan baik2 sana ke diri. Dan kita gak bs mengubah orang, jd kuncinya di diri. Apakah diri mengizinkan diperlakukan gak baik? Diambil keuntungan? Dimanfaatin? Di abuse? Di lecehkan? Jika tidak, ya jgn izinkan dan terima. Cm ya emang saat being assertive, too vocal, too honest, resikonya banyak orang yang gak suka, dibenci, di reject, diomongin, dijauhin, dll. Namun buat orang2 dan lingkungan yang sehat, dewasa, waras, bijak, sifat2 itu justru malah dihargai, di apresiasi, hal biasa, dan mempermudah relasi menjadi lebih baik, sehat, nurturing, dan nourishing
No comments:
Post a Comment