Monday, March 18, 2024

Ramadhan #5

Mungkin kita bukanlah siapa-siapa untuk orang yang kita angap penting dalam hidup. 
Mungkin kita adalah nyawa bagi orang-orang yang tak pernah kita lihat, anggap, atau hargai. 
Mungkin kita adalah sampah bagi orang yang kita perlakukan seeprti emas tak tersentuh. 
Mungkin kita adalah debu tak berarti bagi orang yang kita berikan segalanya hingga diri suffering.

Mungkin kita adalah jiwa terbelenggu bagi yang tak mampu mencintai dan memperbudak kita.
Mungkin kita adalah burung yang terbang tinggi lepas bebas bagi yang mencintai kita.
Mungkin kita adalah tissue yang dibuang dan dilupakan bagi orang telah menemukan pengganti kita.
Mungkin kita adalah berlian bagi yang mampu melihat kemampuan dan kekuatan diri yang tak disadari.

Mungkin kita adalah penganggu bagi yang tak mampu melewati segala intensitas dan kemurnian diri.
Mungkin kita adalah cahaya penyelamat bagi yang mampu menerima segala lontaran pencerahaan. 
Mungkin kita adalah keset bagi yang hanya ingin singgah, menggunakan, lalu pergi tanpa syukur.
Mungkin kita adalah intel paling muktakhir bagi yang mampu melihat kecerdasan diri.

Mungkin kita adalah bolu kukus pasar bagi yang melihat diri hal biasa dan murah.
Mungkin kita adalah penjahat terjahat di muka bumi bagi yang mengalami rasa sakit terdalam yang tak hilang oleh waktu.
Mungkin kita adalah obat terlangka dan hadiah terbaik dari semesta bagi yang mampu bersyukur atas segala kontribus diri.
Mungkin kita adalah benang emas sangat rapuh bagi yang menghargai pekanya perasaan diri.

Mungkin kita adalah benteng baja terkuat bagi yang merasakan kekuatan diri saat keluar.
Mungkin kita adalah cinta yang dirindukan banyak orang, ataupun banjir yang dibenci banyak orang.
Mungkin kita adalah hitam, putih, dan semua warna yang dipersepsi berbeda di setiap mahluk dan tempat.
Mungkin kita adalah angin yang disyukuri, ditunggu, maupun dimaki.

Mungkin kita adalah molekul yang senantiasa berubah dan tak terdefinisikan.

No comments:

Post a Comment