Sunday, March 17, 2024

Ramadhan #3

Menjalani realita orang lain.
Saat seseorang lahir ke dunia, mungkin ia belum mengenal realita dirinya. Tentang apa yang disukai, apa yang di hasratkan, apa yang membuatnya merasa terus hidup, apa yang membuatnya bergairah, apa yang membuatnya tumbuh, di bidang apa yang dirinya mampu tumbuh besar dengan cepat, apa saja kemampuan dan potensinya, memiliki kekuatan apa saja, bagaimana sesuatu datang padanya.

Lalu diberikan segala macam perspektif, dogma, aturan, ajaran, yang tanpa sadar menjauhkan diri dari fitrahnya dan tak mengenal realitanya sendiri. Sesederhana bersekolah di sekolahan yang orang tuanya mau, menjadi profesi yang dianggap mapan oleh society, menikahi pasangan yang dianggap bagus menurut orang lain, menjalani hidup yang dianggap sukses oleh kebanyakan orang. Namun tak ada kebahagian sejati yang hadir dan dirasakan. Detik demi detik hanya terasa sebagai rutinitas dan pengumpulan pencapaian yang itu pun bukan sepenuhnya keinginan diri, menjalani hidup berdasarkan konstruk yang disepakati banyak orang yang belum tentu oleh dirinya. 

Bagaimana ia akan mengenal diri dan realitanya sendiri, jika tak pernah ada jeda untuk melihat kedalam dirinya sendiri secara jujur. Jika hidupnya sibuk untuk menjalani segala macem rutinitas dan realita orang lain?

Realita, sesederhana buat kebanyakan orang belajar itu sulit, mungkin buatmu mudah.
Buat sebagaian orang, menikah itu mengikat, mungkin buat mu tempat aman dan bebas.
Buat sebagian orang uang itu sulit, mungkin realitamu kamu mampu menarik uang datang padamu tanpa susah payah. Namun hal-hal ini tak mampu disadari jika kita tak sepenuhnya terkoneksi dengan diri sendiri dan masih tertutp dengan segala konstruk, nilai, dogma, dan segala hal diluar dirinya yang ia izinkan utnuk masuk dan mempengaruhi kehidupannya. 

No comments:

Post a Comment