Semakin bertambah umur, semakin bertumbuh secara biologis, semakin besar tuntutan sosial untuk menjadi dewasa. Namun apakah itu semua selaras dengan pertumbuhan menjadi pribadi yang bijaksana?
Menjadi bijaksana bukan tentang kemampuan melihat salah benar, baik buruk, untung rugi, cari aman, dan berpusat pada diri sendiri hanya untuk keuntungan diri. Bisa jadi menjadi bijaksana, sesederhana tau kapan perlu bersuara, kapan perlu diam; sesederhana membiarkan orang menjalani kehidupannya, memberikan ruang untuk bertumbuh dan belajar sendiri, sekalipun tau itu salah; sesederhana mampu merendahkan ego tentang kebenaran, menjadi menang; sesederhana mampu melihat sesuatu tidak hanya dari sudut pandang sendiri, namun secara holistik dari segala aspek dan perspektif.
Menjadi bijaksana sesederhana berkomunikasi dengan tubuh tentang apa yang tubuh butuhkan saat berbuka puasa. Apakah butuh minum air putih, jus, teh; butuh makan cemilan manis, makanan berat, jajanan berminyak; butuh makan sehabis shalat atau sebelumnya. Memasukan sesuatu kedalam tubuh yang tak berdasrkan ego dan nafsu, namun berdasarkan kebutuhan dan kebaikan untuk tubuh saat itu dan kedepannya.
No comments:
Post a Comment