Ternyata jaman sekarang, orang dengan mudah memilih orang lain mengangtikannya, mengunakan, saling menggunakan, dan memposisikan orang sebagai pilihan dari banyaknya pilihan yang tersedia. Layaknya permainan, seperti datang ke minimarket gratisan tanpa modal apapun dan bisa memilih apapun. Apalagi di dating app, jadi yang benar-benar mencari pasangan serius ya lumayan terhalang orang-orang gak jelas. Ibarat supermarket 80% yang datang hanya ingin lihat-lihat dan coba sample gratis, dan hanya 12% yang benar niat membeli. 8% nya hanya penghibur. Kebayang kan 12% ini harus bercampur dengan 80% pengunjung lainnya dalam lokasi yang sama? Lama kelamaan fenomena ini pun memunculkan trust issue satu sama lain terutama untuk orang-orang yang benar-benar mencari jodoh serius.
Dan yang aku amati, jika tidak ada yang berniat jahat seperti menggunakan pelet (ya ada yang menggunakan pelet, bukan untuk membuat orang jatuh cinta, tapi meng hook orang agar bisa ai manfaatkan sesuai kepentingannya dan bisa sangat abusif nan harming merusak jiwa raha dan kehidupan seseorang). Jika semuanya dalam state normal, memilih orang benar-benar bisa dilakukan secara logis.
Jika di dunia nyata, orang beerkencan secara nyata. Dimulai kenalan langsung, ngobrol, makan bareng, beraktivitas bareng. Di dunia maya, banyak yang hanya main-main, tanpa komitmen, tanpa menghargai orang, dan anehnya banyak yang tidak mau bertemu atau bertatap muka online. Banayk juga yang sudha memiliki pasangan bahkan menihak yang menggunakan aplikasi kencan, entah untuk apa.
Hmmm tadi mau cerita apa ya? jadi lupa.
Ohya, mau cerita kalau jaman sekarang saking banyaknya pilihan dan mudahnya akses, orang jadi senaknay dan semena-mena tanpa empati dan bertanggung jawab atas sikapnya. Dan saat berakhir, itu berakhir begitu saja dan dianggap lumrah. Tidak ada bahasa "aku sudah menemukan yg lain", "kita sudahi ini semua", "aku sudah tak tertarik lg padamu". Diam, didiamkan sudah menjadi closure tak tertulis. Padahal bisa jadi ada orang yang diam dan mendiamkan karena dirinya sedang repot urusan lain dan sebenarnya sangat tertarik hanya saja belum sempat ungkapkan. Lagi-lagi asumsi saling bermunculan dan penuh dengan asumsi sebagai bentuk perlindungan diri, atau apapun itu. Begitupun boundaries dan trust issue kadang beda tipis.
No comments:
Post a Comment