A: (bercerita tentang harinya penuh emosi)
mendadak terpotong
H: tentang kita, kita tidak ada hubungan apa-apa kan?
H: kita tidak akan ada hubungan apa-apa kan ke depannya?
A: (diam seketika) aku tidak pernah ada pikiran apa-apa, tidak ada perasan apa-apa, bahkan tidak menganggap ini semua, apa yang terjadi diantara kita, semua relasi dan hubungan emosi yang ada sebagai sesuatu yang lebih. Aku tak ada pikiran apapun. Aku kira kita dari dulu hingga nanti akan begini.
Dan esoknya ia memblokir nomerku, entah apa yang ada dipikirannya. Krena buatku semuanya seperti teman baik yang saling peduli, mendukung, dan menyayangi.
Tak ada rasa kesal, benci, marah, atau hal lainnya. Tak ada perasaan ditolak, dibuang, ataupun dijauhi. Bagiku semuanya terasa sama. Karena aku tak pernah menaruh attachment apapun padanya.
Tak ada perasaan ingin menghubunginya, menjalin interaksi kembali, atau apapun. Buatku tak pernah ada masalah diantara kita, tak pernah ada hal-hal yang perlu dibatasi, ditolak, diberi jarak, ataupun disudahi.
Saat dua orang memiliki kesetaraan dalam emosi, intelektual, memiliki frekuensi yang sama, emosi yang terhubung, empati yang kaya, apakah hal-hal tersebut harus berakhir menjadi sesuatu?
No comments:
Post a Comment