Saturday, October 14, 2023

Letter for you

Aku gak tau kalau kamu suka samaku saat itu.
Aku gak tau kalau kamu mau relationship saat itu.
Aku gak tau kalau kamu beneran mau samaku saat itu.
Aku gak tau.

Aku minta maaf kalau aku gak peka
Aku minta maaf kalau aku gak sampaikan perasaanku
Aku minta maaf kalau aku gak bisa menerima yang mau kamu kasih padaku saat itu.
Aku minta maaf.

Aku telah memilihmu dari awal, dari awal bersapa 
Aku telah memilihmu dari awal, dari awal memberikan nomerku
Aku telah memilihmu dari awal, dari awal kita bertatapan di layar
Aku telah memilihmu dari awal, dengan meningalkan semuanya kecuali kamu.

Aku suka, aku sayang, aku mau sama kamu. 

-----------

Aku menyesal, waktu awal itu gak ketemu kamu, aku takut. 
Aku menyesal tidak menyampaikan perasaanku dari awal.
Aku menyesal telah menyampaikan harapanku jika kita satu kota, 
yang ternyata menginspirasimu untuk bertemu dan menjalin hubungan kembali.
Aku menyesal, saat tau kamu kangen, aku malah diam dan menjauh. 
Aku menyesal diam untuk sesuatu yang benar-benar aku inginkan. 

Aku menyesal saat sadar mantanmu akan harming kamu, aku sembuhkan tuntas 
dengan mengambil semua penderitaan, trauma, dan sampahnya. Dan kalian kembali bersama.
Aku menyesal terhasut teman yng satu leluhur dengan mantanmu, hingga akhirnya 
kamu memutuskan untuk tidak maua da aku lagi dalam hidupmu dan tak bisa diubah lagi. 

Aku menyesal saat kita terakhir ketemu, aku telat. 
Aku menyesal saat itu aku tak menyampaikan semuanya, aku bingung.
Aku menyesal saat itu aku menolak apa yang ingin kamu berikan.
Aku menyesal saat kamu memberikan kesempatan, aku melepaskannya lagi. 

Aku merasa bersalah pada diriku sendiri, 
untuk tidak mengambil apa yang benar-benar aku inginkan
untuk tidak menyampaikan dan minta apa yang benar-benar aku rindukan
untuk tidak meraihmu
untuk tidak melawan segala asumsi dan ketakutan.

Aku merasa bersalah pada diriku,
yang telah mengabaikan diri,
yang telah menyembuhkanmu meski kamu tak sadari
yang telah menyayangimu dan mencintai mu dalam diamku
yang telah menyembuhkan mantanmu hingga kalian kembali bersama dan membuangku 
layaknya tissue tak bernilai yang pergi bersama angin dan dilupakan terlupakan. 
Aku menyesal menyadari saat semuanya telah terlambat, sata kamu telah berpaling, 
saat kamu telah memilih yang lain, saat kamu meninggalkanku, dan tidak mau ada aku lagi. 

Kamu tau, aku tak menyesal pernah mencintaimu secara mendalam, menjatuhkan hatiku sejatuh-jatuhnya padamu, dan menyerahkan jiwaku padamu. Sekaliun tak ada yang aku dapatkan dari mu selain harming, abuse, kejahatan yang dilakukan kamu dengan mantanmu saat itu. 

Yang paling aku sesali, aku tidak memilih diriku sendiri. 
memilih kebahagianku, memilih kebutuhanku, memilih diriku. 

-----------

Saat aku baru sadar dengan perasaanku, semua sudah terlambat.
Saat kamu menyuruhku untuk melanjutkan hidup, melupakanmu, 
rasanya sakit, sesak, yang sulit aku eskpresikan. 

Aku gak pernah ambil apapun dari kamu, aku gak pernah manfaatin kamu, aku gak pernah jahat sama kamu, aku gak pernah manipulasi apapun, aku gak pernah bohong, aku gak ada hidden agenda apapun, aku gak pernah main-main. Dari awal aku serius, jujur, bener, dan aku mau sama kamu. 
-----------

Saat semuanya terbuka,
tentang hidden agenda kamu, intention mu, semua yg kamu lakukan selama ini setelah connection kita putus, aku kaget, Aku gak sangka kamu tega melakukan itu semua dan berbuat sejahat itu. Bahkan aku tak menyangka segala penderitaanku dari awal kenal kamu, ternyata ulah mantanmu dengan segala kiriman sihir yang membuatku tersiksa dan gilak. Dan sisa-sisa kiriman itu masih membunuh jiwa dan hidupku hingga tahun berganti hingga akhirnya semua terungkap dan banyak sekali yang membantuku saat itu. Termasuk saat kalian sudah mulai menyatu dan bersengkongkol "membunuhku". Kebencian, cinta, ketakutan, dan keserakahan. Kebencian perempuanmu padaku, rasa cinta kamu pada perempuanmu, ketakutanmu untuk bertanggung jawab dan membayar hutang padaku, ketakutan kalian akan kehidupan, dan keserakahan kalian atas harta duniawi. Dan saat iu terungkap, banyak sekali yang bantu menghentikannya. 

Butuh waktu lama untuk ku menerima kalau kamu berubah, terus berubah, dan sejahat itu.
Butuh waktu lama untuk memaafkan diriku sendiri. Memaafkan diri yang tak mengikuti intuisi, yang tak berjuang mendapatkan apa yang dimau, yang berkorban habis-habisan untuk orang yang dicintai meski diri menderita dan terabaikan, yang terlalu naif, yang setia, yang membiarkan orang menghisap energiku,  yang kebobolan dapat kiriman-kiriman, yang terus mencintaimu meski sudah kamu lepaskan, yang terus berharap meski sudah tak kamu ingat, yang terus menjaga meski sudah kamu buang, yang mengizinkan orang berbuat jahat padaku. Aku minta maaf pada diriku sendiri.

Dan untuk kamu, aku gatau,
masih sayang dan menginginkanmu, apakah hal bodoh?
masih berbaik hati dan terbuka dengamu, apakah hal bodoh?
tidak ada dendam dan hasrat membalas, apakah hal bodoh?
memaafkanmu, segala kelakuan perempuanmu, apakah hal bodoh?
pernah mencintaimu hingga seperti itu, apakah hal bodoh?
-----------

Buatmu mungkin ini sepele, karena kamu tak menyadari dampaknya atau tanpa sadar senang melihat orang menderita dan menjadi budakmu. Buatmu mungkin ini sepele, karena tak mengalami apa yang aku alami, semua kebutuhanmu telah terpenuhi semua, kamu telah bahagia dengan segala pilihanmu yang entah sampai kapan. 

Seandainya kamu tahu semua yang telah terjadi, semua dampaknya, semuanya. 6 keturunanmu tak sanggup membayar itu semua. Dan aku masih menghitung ini sebagai hutang. Untuk perempuan itu, tak ada satupun keturunannya yang bahagia; dan segala yang dilakukan dia, leluhurnya, dan satu darahnya, semoga kembali padanya tanpa kurang sedikitpun. 

No comments:

Post a Comment