Langit cerah, suasana tenang, angin sejuk, koper dan semua barang yang sudah masuk ke dalam bagasi, siap untuk berpindah ke provinsi lain. Kabar baik pun terdengar dengan tiba-tiba ada orang yang keluar dari tempat yang aku inginkan, sehingga ada kamar kosong yang bisa langsung aku tempati sesampai disana. Semua berjalan sangat indah. Audy, teman kuliahku yang aku anggap seperti adik, laki-laki yang sangat baik dan bertanggung jawab menanyakan teknis pertemuan. Akhirnya ia datang ke kosanku di jakal 12 bersama seorang teman lainnya, Hamidah. Kami mengobrol sebentar, lalu audy masuk kursi kemudi, aku duduk di sebelahnya, dan Hamidah pulang dengan motornya.
Perjalanan dimulai, ada sedikit rasa syahdu dan bersyukur. Audy menanyakan tentang tol, lalu kita mengisi bensin dan tol. 5 jam perjalanan tak banyak obrolan, hanya diam diiringi playlist dari iphone nya temanku. Sempat berhenti di rest area saat siang, untuk mengisi perut dan shalat. Lalu kami melanjutkan perjalanan, saat papan jalan "Surabaya" terlihat, terasa ringan diiring excited dan happiness. "I am on the right path" gumamku. Jarak demi jarak di tempuh hingga samapi di sebuah bangunan 3 lantai berisi 60 kamar seperti hotel namun disii para mahasiswa dan pekerja yang dibayar bulanan. Kami turun, meminta tolong penjaga disana untuk dibawakan barang ke lantai 3. Hampir saja temanku turut membantu membawakan barang0barang, tapi kubilang tak usah, aku takut merepotkannya, dan rasanya bantuan ia padaku sudah cukup besar.
Tak lama, Audy menghubungi temannya minta dijemput, menginap untuk kembali ke Jogja esok hari. Aku berterimakasih padanya. Saat temannya sampai, Ia pun segera meninggalkan kosanku diiringi penjaga kosan, Pak Mo melindunginya dari air hujan menggunakan payung. Entahlah apa yang membuat penjaga kosanku sangat baik sekali pada teman laki-laki ku, dikala terhadapku yang jelas-jelas penghuni tempat itu, agak sedikit ketus saat itu dan mengira aku satu geng dengan salah satu penghuni disana. Tak aku ambil pusing hal itu. Aku bersama sebentar, lalu masuk ke kamarku.
Aku buka bingkisan dari Hamidah, berisi sebuah surat yang berhasil membuat air mata jatuh tak tertahan, tulisan yang indah nan tulus. Lalu kulihat ada sekotak coklat ferrero rocher merk coklat kesukaanku sejak kecil. Entah sebuah kebetulan atau bagaimana, ia memberikan itu tanpa tahu bahwa itu coklat kesukaanku. Ku buka satu demi satu, memakannya perlahan penuh kebahagian sambil terisak. Aku membuat telepon selularku, mengucapkan terimakasih padanya. Lalu ia menanyakan perjalananku. Kami mengobrol sebentar. Dan keesokan harinya, aku mendapat kabar Audy telah sampai dengan baik di Jogja di jemput oleh Hamidah. Semoga kebaikan selalu menyertain kalian ya.
No comments:
Post a Comment