Tenyata aku termasuk yang sering kabur dan kabur-kaburan.
Umur 3 tahun gak nyaman tinggal di rumah, kabur dengan minta sekolah
Di sekolah, teman-teman sebaya lambat dan pelajarannya gitu aja, kabur main ayunan sendirian di taman.
Umur 3 tahun gak nyaman tinggal di rumah, kabur dengan minta sekolah
Di sekolah, teman-teman sebaya lambat dan pelajarannya gitu aja, kabur main ayunan sendirian di taman.
Tiap stress dan gak nyaman, kaburnya dengan sekolah. Mungkin di mata orang-orang gak ada masalah, malah dianggap anak baik dengan pendidikan okey dan prestasi ranking yang oke. Realitanya kabur.
Lulus kuliah, kabur dengan berbagai addiction: makan, makan, belanja, makan. Gembrot.
Abis itu kabur lagi dengan traveling. Di mata orang-orang happy, banyak uang, buang-buang uang, ga ada kerjaan, nyusahin orang, ini itu. Realitanya gw lg super suffering and totally lost.
Ada lagi kejadian parah bgt sampe kalo nasib gak berubah mau mati aja. Mendadak hidup berubah, semua cerah, lancar, dan menyenangkan. Eh tanpa sadar kabur lagi. Kabur dari power, potensi, dan masalah asli diri. Kaburnya dengan beresin masalah orang, jadi babu, ke abuse, ke harming, suffering, struggle. Gilak sih itu udah sabotase diri, nyakitin diri sendiri, gak hargai diri, pake semua energy buat merubah kehidupan orang lain jadi full healed, kaya raya, dan cermelang dengan membunuh diri sendiri. Babak belur banget saat itu, sampe yang bantuin banyak.
Saat semua selesai kembali ok, pusing. Semua muncul dan sedih....
Sedih selama ini mengabaikan diri dan urusan diri malah jadi babu orang-orang jahat yang jadiin diri budak dan tumbal. Sedihnya tuh sampe di momen cukup diri sendiri yang tau, disimpan sendiri, sulit untuk diekspresikan. Diam dalam kamar memeluk guling hingga air mata berhenti keluar dan mengering, tertidur dalam pelukan bantal-bantal dan guling. Rasanya hanya mereka yang tau apa yang aku rasakan saat itu.
No comments:
Post a Comment