Awalnya gak sadar, sampe di momen seseorang "kamu kalo lg disana, rungsing ya". Setelah sadar itu, jadi lebih aware kalau rungsing-rungsing di cek emosi, perasaan, dan pikiran siapa nih? males bgt ngambilin sampah2 orang dan beresin mrk. Saat aware, masih aja ketiban hempasan kerungsingan dan ketidakbahagian. Ya, tempat tinggalku ini memang sangat tidak nurturing. Disisi lain, aku jadikan saja tempat latihanku untuk dengan cepat dan spontan mengenali not mine dan ngebuang itu semua kembali ke pemiliknya.
Yang aku sadari, kata siapa uang tidak membuat bahagia?
Banyak yang kekurangan uang yang justru tidak bahagia. Bagaimana bisa bahagia jika untuk makan saja sulit, untuk bayar tempat tinggal sulit, belum lagi dengan masalah-masalah lain yang tidak di proses dan dibuang. Layaknya bom waktu yang meledak. Bedanya ledakannya terus-terusan seperti petasan yang tak berujung. Lain halnya dengan orang-orang yang sejahtera sejara finansial, kehidupannya lebih baik dan lebih bahagia juga. Begitupun dengan tempat tinggal, saat berada di lingkungan yang mayoritasnya kekurangan dan stuck, energy nya akan berbeda saat berada di lingkungan yang orang2nya penuh keberlimpahan, kejayaan, kelapangan.
Thats why (untukku) datang ke tempat2 mahal tuh membahagiakan. sesederhana jalan kaki di kompleks rumah2 megah konglomerat, datang ke lobby hotel mahal terbaik, cobain mobil mahal (meski hanya di pameran), makan di tempat elite, energy nya enak banget.
No comments:
Post a Comment