Ada momen gak suka hari libur, apalagi cuti bersama, libur panjang.
Karena hidup sendirian, gak ada siapa2, gak punya siapa2, gak ketemu siapa2, jadi kesepian dan sedih bgt. Apalagi kalau liat postingan orang2. Mungkin anak rantau yang merantau sendirian jauh ke tempat yang tidak ada sanak saudara maupun teman, dimana sulit sekali menemukan teman bermain, bercerita, beraktivitas bersama, termasuk tidak ada komunitas2 di daerah itu, bisa memahami perasaan ini... Even uang berlimpah, rasanya tetap saja kesepian dan sedih.
Karena hidup sendirian, gak ada siapa2, gak punya siapa2, gak ketemu siapa2, jadi kesepian dan sedih bgt. Apalagi kalau liat postingan orang2. Mungkin anak rantau yang merantau sendirian jauh ke tempat yang tidak ada sanak saudara maupun teman, dimana sulit sekali menemukan teman bermain, bercerita, beraktivitas bersama, termasuk tidak ada komunitas2 di daerah itu, bisa memahami perasaan ini... Even uang berlimpah, rasanya tetap saja kesepian dan sedih.
Memang beda rasanya jika kita punya orang terdekat dan circle, kalau libur justru bahagia. Bisa pulang ke rumah disambut hangat dan beraktivitas bersama maupun membangun bonding hanya dengan saling bercerita mendengarkan, bisa liburan bareng pasangan/ teman-teman, ikutan kegiatan komunitas (nge gym bareng, party bareng, tracking, diving, volunteering, create something together for community).
Meski diri secure, anteng, dan nyaman sendiri, ada momen badan kita butuh badan lain sesederhana ketemu, interaksi, maupun beraktivitas bersama. Ke coffee shop sendirian kerja disitu, sangat memenuhi tangki sosial meski interaksi cuma sama barista, tapi body happy ketemu banyak body lain di tempat itu dan selama perjalanan pergi dan pulangnya.
No comments:
Post a Comment