Selasa, 23 Agustus 2016
Jam 8 pagi, saya ke teras depan nengokin kura-kura. berbekal dari hasil googling kemarin seharian tentang kura-kura, mulai dipraktekan dengan menjemur selama sejam. Jadi ambil baskom kering, pindahin kura-kura tersebut sampe badannya kering. Untungnya teras berada tepat menghadap Timur, jadi matahari pagi sangat banyak. Saya tunggu sambil makan, dll. Setelah itu, bersihin kadang kura-kura yang gak tau kenapa jadi banyak lendir bening. mencret apa ya? gak aa eek coklat seperti biasanya. Setelah rapi, tempurung kura-kura disikat pake sikat gigi bekas. pelan-pelan pake perasaan jangan sampe dipaksa sampe kura-kuranya berontak, takutnya nanti stress. Lama kelamaan tempurung lainnya berubah warna mendekati warna tempurung yang ke kopek kemarin. Hijau agak kekuning-kuningan dengan alur garis sesuai warna kepala kakinya. Selesai sudah, sisa lumutnya dibersihin besok lagi aja, kasian kura-kuranya kalo sekaligus pikir saya berempati jadi kura-kura. hahahaha...
Pas mau dimasukin ke kandangnya, merhatiin setiap detail tempurungnya. kok di 2 buku kanan terdepan warnanya putih sih gak ada texture dan garis2nya. Alhasil googling lagi, ada yang bilang infeksi jamur, infeksi bakteri, kerapuhan, karena kadar airnya terllau banyak clorine, dll. Yaudah, semua informasi disimpan dulu aja. Soalnya ini kita sekeluarga melihara udah 6 tahun gak ngerti apa-apa. Sekalipun kura-kuranya tetap hidup, pengennya sih dia punya kesejahteraan hidup yang baik dan bahagia. Dibawah foto perbandingan sebelum dan sesudah dibersihkan.
kiri: sebelum dibersihin | kanan: setelah dibersihkan
Diinget-inget kenapa nih kura-kura jadi jamuran kucel gini sih. Baru inget kalau sebelumnya makanan udangnya habis, lalu dikasih pakan bulet-bulet warna merah dimana ibu, asisten rumah tangga, dan anggota keluarga lainnya sering kasih makan dalam jumlah banyak dan overlap. Jadi pagi-pagi ibu udah kasih, eh 10 menit kemudian ayah ngasih, dst. Ternyata makanan ini gak disukai sama kura-kuranya terlihat dari air bening dalam 12 jam berubah merah coklat tanda si paka melebur bercampur air dengan kata lain gak dimakan dong. Hal itu berlangsung lebih dari seminggu dan kita semua lagi pada sibuk sampe lupa bersihin ember (waktu itu masih pake ember) kura-kura. Pas inget, ya ampun udah sekotor itu.
Asal Mula
Ayah saya yang memiliki kemampuan tinggi dalam membeli barang 'gak penting', tiba-tiba bawa pulang kura-kura 20 cm ini dari Lembang. Tapi kura-kura ini sama ayah gak boleh di taruh di dalam rumah, katanya pamali. tapi dibeli dan dipelihara bertahun-tahun. Kita mah sekeluarga setipe semua kali ya, ngerawat tapi gak ngerti dan semua binatang peliharaan pada kuat semua hidup di keluarga ini alias hidup. Sebelumnya pelihara ikan sapu-sapu itu lama banget tahunan sampe pindah kota gak dibawa. Terus pelihara burung itu juga tahunan sampe ada yang mati dan terbang. Sekarang kura-kura.
Hallo! aku abis dibersihin looooh :') mukanya beler, lagi pilek |
Makan | Durasi 1-2 kali sehari, dikit-dikit. Kita biasa pakai JBL yg warna oranye. Isinya udang kering. Kadang diseling pakan lebih murah yang bentuknya bulet-bulet warna merah ijo. belinya di ace hardware.
Kandang | Pakai container plastik transparant 60x40x25 (cm). Diisi batuang biar gak licin dan batu tempat buat dia naik berjemur. Diatro di luar karena gak boleh masuk ke rumah sama ayah, selain itu jadi menghemat gak perlu pake lampu-lampu, karena setiap pagi jam 6-10 selalu dapat matahari pagi (teras rumah menghadap Timur). Wadah penampungan dikuras 2 hari sekali.
No comments:
Post a Comment