Setelah melakukan perenungan selama 1.5 tahun, akhirnya benerapa hari yang lalu cerita ke teman kalau sekarang saya memutuskan untuk hidup mengalir. Teman bilang kalau gap antara pikiran saya yang sangat logika nan penuh perencanaan bertolak belakang dengan hati saya yang sangat emosional dan perasa. Hal itu yang bikin suka susah mengambil keputusan karena hati dan pikiran gak satu suara. Akhirnya lebih condong ngikutin hati dengan hidup mengalir. Hidup mengalir bukan berarti doing nothing, hanya lebih menyederhanakan hidup. Sesederhana lapar ya makan, haus ya minum, ngantuk ya tidur. Berusaha membuat proses berfikir ke tindakan menjadi se-pendek mungkin dan se-present moment. Sebagai orang yang banyak mau, hal itu pun jadi masalah saat tak kesampean karena menyadari gak semua hal bisa dikerjain sendiri sekalipun mampu. Alhasil, sekarang hidup mengalir dengan mulai memilih satu keinginan yg difokuskan dan dilakukan step by step. Dimana sebelumnya saya membersihkan diri dari segala racun. Membuang orang-orang yang memberi dampak negatif/ toxic people, meninggalkan segala kebiasaan negatif, belajar cuek, belajar tega, dan belajar menyayangi diri sendiri.
Kalau ingat jaman dulu. Saya sudah merencanakan hidup dari umur 5 tahun dan disiplin menjalankannya sampai orang tua pusing punya anak ribet begini. Umur 9 tahun mulai menuliskannya dengan rapih dalam bagan rencana hidup dengan detail sampai umur 70 tahun. Semua terealisasikan dengan sempurna dan tepat waktu hingga umur 22 tahun tiba-tiba semua berubah. Berantakan. Jadwal yang molor, achievement yang sulit diraih entah karena apa, dan lika liku kehidupan lainnya yang datang tak terduga. Seperti tiba-tiba kecelakaan motor bedrest 4 bulan, tiba2 ada masalah keluarga, tiba tiba ini itu. 2010-2012 fase terendah saya. 2012-2014 saya hidup normal seperti biasanya, s2 yg akhirnya lulus, kerja, jadi dosen, dpt proyek, tp ada sedikit rasa hampa gatau kenapa. Di awal tahun 2015 - tengah tahun 2016 merenungi banyak hal. Tentang pola hidup, siklus, grafik perkembangan, goal, review purpose of life, mulai memikirkan orang-orang sekitar, dll. Sampai pada kesimpulan di postingan sebelum ini, catatan kecil (1). Hari ini melabuhkan pada kemantapan pilihan step hidup selanjutnya (paragraf pertama). Meskipun ada semangat yang terus mengebu-gebu di dasar hati yang perlu diredam, ada lompatan lompatan ide dan rencana jauh puluhan tahun kedepan yang sudah tergambar dalam pikiran yg perlu saya sederhanakan, dan ada perasaan campur aduk kasian sama keluarga ini itu yang perlu saya kendalikan. Ternyata untuk hidup sederhana dan mengalir bagi saya adalah suatu tantangan yang besar dan sulit untuk mengendalikan segala sifat alami yang mengebu-gebu dengan pikiran melangit dan perasaan yang dalam yg selalu berhasil membuat keputusan yg lama dan salah saking overthinkingnya.
Karena saya tukang cerita, jadi gatel kalo gak cerita ke orang. Alhasil cerita ke temen tentang keputusan dan pemikiran saya itu. Teman saya jawab merespon semi ceramah:
Bagi saya, semua yang teman omongin itu bener semua. Bukan karena sepemikiran dan sepemahaman, ya logis aja. Dia menjelaskan dalam kalimat sangat sederhana. Ceramah yang mengingatkan kembali pemahaman yang telah dipahami bbrp tahun yang lalu, untuk mulai dilakukan, dijalani. sekarang.
*udah bilang ke temen bakal di post di blog tp demi privasi jadi identitasnya dihilangkan.
*udah bilang ke temen bakal di post di blog tp demi privasi jadi identitasnya dihilangkan.
Tangerang, 22 Agustus 2016
No comments:
Post a Comment