x: kerja dimana?
x: dulu kuliah dmn?
x: ambil jurusan apa?
x: kegiatannya apa aja sekarang?
x: rumahnya dmn?
x: orangtua dmn? kerja dmn?
Pernah tidak dapat pertanyaan sejenis itu? atau mungkin menanyakan hal itu?
pertanyaan yang sering muncul dalam sebuah proses mengenal orang baru termasuk saat mengenal orang lama yang dulu hanya sekedar tau nama. Biasa saja sih, tidak ada yang aneh. Ada sebagian orang dari pertanyaan tersebut akan berlogika dalam menilai seseorang. "kalau kuliah disitu, berarti dia kaya ya, pinter. kalau orang tuanya kerja disana, tandanya kaya. kalau kerja disitu tandanya mandiri dan bisa menafkahi diri sendiri dikala menikah, kalau rajin solat berarti soleh ya bisa membimbing (padahal manusia naik turun imannya, kedepannay tak ada yang tau, tak seideal yang dilogikakan)kalau kalau kalau lainnya" sebuah pikiran logis sebab akibat yang direka-reka oleh logika sendiri. Ya, itupun tak salah, hanya akan menjadi ironi dikala saat memilih pasangan atau menikahinnya karena atribut duniawi dan atribut logika.
Semakin dewasa, penilaian terhadap atribut ini semakin besar dan sering terjadi. Semakin sulit pula mengenal seseorang secara utuh, secara "telanjang". kenapa? dari pertanyaan tersebut, pasti ada saja yang merasa terintimidasi, tidak nyaman, ataupun minder yang berakhir diam, tidak menceritakan, atau bahkan berbohong. Ya tak ada yang salah juga dengan pertanyaan tersebut, karena setiap orang memilki cara tersendiri dalam mencari informasi.
"hallo, saya x, saya alumni xxx, sekarang bekerja di yyy, kegiatan saya zzz."
adapula cara orang mengenalkan dirinya dengan membawa atributnya. Padahal siapa yang nanya dia kuliah dimana? kerja dimana? sekaya apa? dll. "halo, saya y temannya z (org yg kita kenal), salam kenal". Terasa lebih manusia, memeprkenalkan diri sebagai manusia dan relasi.
a: kamu mau nikah sama dia ga? anaknya kiyai loh
a: dia kerja di xx, udah pasti mapan, ganteng pula, blabla
a: dia lulusan yy, udah doktor, blabla
so? emang kenapa kalau anak kyai? bakal soleh juga? kalau soleh bakal nyambung ga pas ngobrol? bakal beneran tulus ga? | kalo kaya mapan terus kenapa? bisa ngajak ke surga? gak bakal kasar? bakal nyambung secara prinsip dan value hidup? | kalo doktor knp? beneran cerdas atau jago berstrategi? penelitiannya beneran wah atau cari aman? punya jiwa sosial yg tinggi atau cuma mikirin diri dan circlenya saja? Sebagian orang akan bertanya-tanya dengan segala atribut seseorang, namun banyak orang yang akan tergiur dengan segala atribut yang ditawarkan. Lalu saat berhubungan lebih lanjut, saat semua sifat aslinya keluar, saat semua keburukannya muncul, saat dinamika hidup bergelombang jatuh dan bangun, yakin semua sesuai logika? yakin bisa menerima?
Atribut, sesuatu yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari yang akan ditanggalkan ketika di "rumah". Jangan sampai matah hati dibutakan oleh atribut seseorang yang merangsang logika dalam memutuskan suatu keputusan penting dalam hubungan dengan manusia sebagai partner hidup. Kadang, pergi ke tempat asing, meinggalkan atribut, lalu bertemu dengan seseorang asing yang tak membawa/ memunculkan atributnya, maka interaksi yang terjadi adalah interaksi asli, nyata, melihat seseorang dari hati, pola pikir, dan potensinya. bukan dari atributnya, tapi dari hatinya yang terpancar lewat sikap, pola pikir, dan perilaku.
Selamat meninggalkan atribut sejenak,
Selamat menemukan dan ditemukan oleh seseorang yang terpikat oleh kecantikan/ kebaikan hati bukan dari atribut.
Ramadhan #26
No comments:
Post a Comment