Friday, June 24, 2016

Ramadhan #18: Insight Dibalik Bencana

Bagi yang sudah menonton film Finding Dorry diawal cerita, ada bumper yang cukup menarik.
Menceritakan seekor anak burung yang mulai dilepaskan mandiri mencari makan oleh induknya. Ia tak lagi disuapi, sang induk menyuruhnya mencari makan sendiri dengan mencontohkan: berjalan ke pesisir pantai, ambil kerang, lalu lari saat ombak datang, dan seteerusnya. Awalnya sang anak tak mau, takut, jangankan berstrategi, gesit, dan jeli, untuk jalan pun masih jatuh-jatuh. Pertama kali ia melakukannya, ia terguyur ombak, keduakalinya pun sama, sampai titik mulai merasa ketakutan dan trauma untuk melakukannya lagi, namu perut berkata lain, ahirnya dengan hasrat untuk bertahan hidup, ia melakukannya lagi (mencari kerang di pinggir pantai). Diperjalanan ia bertemu dengan keluarga kumbang, sang anak kumbang nasibnya mirip dengan dirinya hanya saja anak kumbang lebih berani, cuek, dan tahan banting.

Mereka bedua berjalan ke pinggir pantai, dan kejadian serupa terjadi kembali, berhasil diterjang ombak sampai titik terendam air lau susah nafas. Hampir hilang harapan, sampai sang anak kumbang mematuk paruhnya untuk memberitahu apa yang sedang terjadi. Ternyata dikala sang anak  burung sedang menderita hampir habis nafas oleh ombak. Dikala itu pula ada fenomena yang terjadi, bahwa saat ombak datang ke pantai, kerang-kerang justru muncul di permukaan, dan banyak sekali. seketika mereka bahagia karena bisa tau kalau di dalam pasir terdapat kerang sebanyak itu dan posisinya dimana saja. Setelah ombak pergi, mereka langsung semangat menggali pasir (karena sudah tau posisi kerangnya dimana saja) dan berakhir kekenyangan.

Dari bumper film yang hanya sekian menit, berhasil menstimuli untuk berfikir.
Adakalanya dalam proses kemandirian, kita akan mengalami ketakutan. apakah mampu? apakah bisa? apakah kuat? apakah akan selamat? Namun hasrat dasar makhluk hidup untuk bertahan hidup, mendasari tidakan untuk terus maju, demi mempertahankan hidup. Saat proses perjuangan tersebut, kita akan dihadapi banyak rintangan, rintangan terasa berat karena pertamakali kita hadapi. Layaknya anak SD yang stress UN misalnya, bagi yang sudah melewati bakal anggap itu hal biasa karena sudah mengalami dan berhasil, namun bagi orang yang baru pertama kali? Ini salah satu alasan menurut saya tidak boleh menyepelekan proses hidup orang lain, bukan mereka lebay, hanya saja kita sudah pernah melewati dan mengalami hal-hal yang jauh lebih berat. Fase ini membutuhkan kepercayaan diri yang kuat, bahwa diri mampu, mampu untuk melawan ketakutan, mampu untuk percaya bahwa semua akan baik-baik saja, mampu untuk terus mencoba lagi dan lagi, mampu menghilangkan trauma. Dari situ, ada ujiaan-ujian yang awalnya berat akan terasa biasa saja, bukan karena ujiannya yang menjadi ringan, namun diri kita yang menjadi kuat tanpa disadari.

Fase tersebut akan terus terulang selama apa yang kita tuju belum di dapat. Dalam perjalanannya akan ada masa dimana semua menajdi lebih buruk, lebih berat, dan kita kehilangan harap, seolah-olah semua hancur dan berakhir, sampai di titik struggle yang benar-benar suffering hampir "mati" dimana air mata sudah tak dapat lagi keluar. Justru disini poin emasnya, kalau sudah sampai tahap tersebut berarti sudah mendekati dengan tujuan dan sesuatu yang sedang diperjuangkan. Bakal ada moment tiba-tiba insight muncul dan apa yang kita cari kita temukan, hanya selangkah lagi untuk mencapainya. Insight Dibalik Bencana. lagi-lagi memang sabar menjadi penolong. Sabar dalam perjuangan, sabar menjaga keyakinan, sabar menunggu kesempatan, sabat menjaga diri untuk terus berhasrat.

Dalam fase tersbut pula, ada masa moment merasa sendirian, kesepian, dan tak kuat untuk berjalan sendirian. bukan karena tidka mandiri, namun memang ada hal yang tak bisa dilakukan sendiri. Lalu Tuhan memberikan bantuan petunjuknya dengan mempertemukan kita dengan orang, tempat, atau kejadian yang membuat kita berfikir, yang membuat kita untuk terus maju. Kalau dalam bumper finding dorry, itu scene pas si anak burung ketemu anak kumbang, dimana anak kumbang menunjukan dan memberitahukan sesuatu yang mendekatkannya kepada tujuannya. Akan ada orang-orang yang dipertemukan dalam perjalanan untuk tujuan yang sama dan mereka justru akan saling bahu membantu untuk sama-sama sampai tujuan. so why so worry? Tuhan menjamin kehidupan kita di dunia, menjamin rejeki kita, menjamin semuanya berada dalam kadar terbaik (ngomong ke diri sendiri). 

Kalau disederhanakan dari cerita bumper finding dorry yang telah dianalisa, ada 4 fase.
1. Fase Persiapan
2. Fase Penerimaan
3. Fase Kerja keras
4. Fase Berhasil.

Kenapa fasepenerimaan diurutan kedua?
karena dalam fase persiapan, keluar hasil baik buruk, lebih kurang, dengan segala dinamika yang terjadi di dalam dan diluar diri. Sebelum lanjut melangkah, ada hal yang perlu kita terima, menerima keadaan, menerima diri, menerima kesalahan, menerima kalau itu tak mudah. Baru bisa beranjak ke fase kerja keras, karena hati sudah tentram, pikiran kembali fokus. Baru deh berhasil. 

Nonton film kartun aja mikir ya? hahaha... gimana dong, emang ilmu ada dimana-mana dan gak tau datengnya kapan, terus pengen sharing. Semoga bermanfaat yaa :D

Ramadhan #18

No comments:

Post a Comment