Friday, June 10, 2016

Ramadhan #5: Moment A-HA!

Singkat cerita, guru musik bilang kalau setiap muridnya punya cara masing-masing dalam menemukan pola belajar untuk bisa. Pola yang didapat melalui eksplorasi sendiri sampai nemu moment AHA. Kalau sudah melewati moment itu, pola yang ditemukan muridnya akan bakal terus teringat sepanjang masa. Dia bilang kalau soal musik, itu soal perasaan, dan hanya perasaan diri sendiri yang benar, jadi setiap muridnya memang harus mencari AHA nya sendiri. Hal itu lebih "abadi" daripada mentransfer cara harus begini begitu.

Teringat oleh seorang pembimbing (karir), dia melihat bakat, lalu bilang: setiap manusia punya jalur rejekinya masing-masing yang gak bakal pernah bisa diambil orang lain, karena cuma dia sendiri yang bakal bisa "melihat" klik polanya. Untuk mencapai kesana memang dibutuhkan struggle sampai nemu titik AHA. Itu semua harus kamu yang jalanin sendiri, saya hanya membantu membimbing.

Pernah lihat orang yang setiap ikut lomba selalu menang? Ya, karena dia udah nemu kliknya dan mungkin itu jalur rejekinya. 

Pernah liat orang bisnis makanan selalu berhasil? Ya, dia udah nemuin celah dan polanya melalui moment AHA dan hal itu gak bisa dilihat orang lain karena itu jalur rejekinya. Maka sekuat apapun orang mau ngikutin, gak bakal bisa nyamain.

Moment A-HA ini menjadi penting banget. Berasa oase di padang pasir.

Permasalahannya, bagaimana menemukan momen A-HA ini?
(sharing aja ini mah, bukan hal mutlak/ generalisir ya) Setiap merenung, makin merasa kalau kalimat "berilah pentunjuk-Mu" itu besar sekali dalam menentukan langkah awal. Berdoa menjadi langkah paling awal dalam memulai. Lalu berusaha, mencoba, mencoba, sampai titik super struggle, hilang hasrat, berdoa, lalu menemukan A-HA moment yang tak terprediksi waktunya. Bisa sekian menit hingga belasan tahun. Berarti emang ahrua sabar. Sabar sebagai penolong itu bener banget. Soalnya kalo gak sabar, gak nemu-nemu moment A-HA, gak bakal wah bersinar stand out alias biasa - biA aja. Gak mau kan? Nggak. (Ngomong sambil ngaca).

Kadang kalau merhatiin dalam society, ada pesan tersembunyi, bahwa berdoa (meminta keberhasilan)  dengan bobot harapan besaaaaar sering dilakukan setelah berusaha, sebagai "pelengkap". Seolah-olah 0- 99% itu kendali dari kerja keras dan 1% itu doa yang melengkapi jadi 100% (gimana ya bahasanya biar gak salah ditangkap pembaca? ya dinalar aja deh ya). Nyatanya, yang dibutuhkan sebelum melangkah adalah arah, ridha, kekuatan (pikiran, batin, mental, fisik, dll). Berdoa di awal usaha penting bgt bgt. 

*wuallahualam bishawab

Sedikit sharing. Selamat berusaha, selamat menemukan A-HA moment, selamat sukses :D

Ramadhan #5

No comments:

Post a Comment