Tuesday, May 24, 2016

Melihat Potensi

Paling seneng deh merhatiin orang lain, apalagi ngeliat perkembangannya. Saat dapat kesempatan jadi asisten dosen semasa kuliah, saya seneng banget liat ratusan mahasiswa dengan beragam karakter, kepribadian, dan potensinya. Diam-diam saya selalu memperhatikan secara detail dan mendalam, lalu mengklasifikasikan mereka dalam beberapa kelompok sesuai kerpibadian dan potensinya. Adapun beberapa orang yang saya "ramalkan" masa depannya. "si ini bagus nih orang, bakal sukses banget 5 tahun mendatang. si ini jg bagus cara pikirnya, bakal keren 7 tahun mendatang. si itu meski agak sembrono kuliahnya tp pny power luar biasa, bakal jadi org hebat 8 tahun lagi". Diam-diam pula saya terus memperhatikan perkembangannya dan semua hipotesa saat itu mulai memberikan hasilnya alias jadi kenyataan semua. si A yg sukses, si B yg hebat, si C yg keren. Rasanya seneng aja, bukan karena memenuhi ego krn suka merhatiin dan membuktikan "ramalan" bener. cuma gatau kenapa ssneng aja ngeliat perkembangan orang. ikut bahagia. Waktu jadi dosen di salah satu universitas swasta pun, kebiasaan itu tetap dilakukan, sayangnya gak pny kesempatan untuk taking care dan keep contact dengan mereka lbh lama lg.

Jadi inget waktu ikut tallents mapping, keliatan kemampuan diri. no 1-5 adalah potensi terbesar.
1. Ideation
2. Futuristic
3. Input (cari informasi krn rasa penasaran tinggi)
4. individualisation (berbeda)
5. intelection (perenungan).
Ya gak heran sih hasilnya gitu, udah sadar dari dulu. yang amaze adalah dari kemampuan dan potensi itu ada saran bidang pekerjaan, selain di dunia kreatif inovasi (gak salah jurusan ya berarti feeling wkt umur 9 tahun bener), salah satunya dibidang server (melayani), baru ngeh deh, pantesan seneng banget kalo jadi pengajar, jadi relawan, ngedengerin orang curhat lalu kasih dukungan mental beserta solusi, rasanya bahagia.

Sekarang alasan tetep pengen jadi dosen (satu-satunya rutinitas/ kantoran yang masih mau dilakukan) adalah karena sesuai value hidup. Itupun tak menjadikan dosen sebagai mata pencaharian, tp krn emang seneng aja. syukur-syukur bisa memenuhi kebutuhan yang glamour (baca:boros), kalo ngga bs pun, gpp, masih pny semangat dan tenaga besar untuk tetap menjadi desainer interior dan socialpreneurs (goal hidup).

Ada beberapa teman-teman yang umurnya dibawah saya, karena dulu sekampus, kenal pas acara relawan, kenal karena satu organisasi, kenal pas ikutan suatu training, kenal pas traveling. beberapa dari mereka tetap keep contact dan suka ngabari perkembangannya "kak aku ini, kak aku itu, kak aku blabla". huhuhu terharu deh, denger mereka yang dulu masih piyik berjuang kuliah, skrg udah mapan kerja, udh sukses, udh mandiri, udh berdampak bagi masyarakat luas, lanjut s2 ke luar negeri, menikah dengan pasangan luar biasa. Meski saya extrovert (cerewet, banyak ngomong), lbh milih jd pendengar kalau ketemu mereka. Ya, saya bukan siapa-siapa sih, cuma orang kepo yang seneng merhatiin dan taking care orang lain aja. Kalo mau konsultasi/ diskusi/ curhat sekalipun, sangat terbuka lebar loh... tp khusus orang-orang yg jiwanya baik dan arah tujuannya jelas (milih2 ya ini hahaha), ngga deng, siapa aja selama masih pny ambisi mengejar masa depan dan peduli sesama, saya selalu siap mendukung, mendengarkan, dan membantu.

Cheers!

No comments:

Post a Comment