Saturday, May 21, 2016

Luruh

akad terlaksana. hidup mandiri, bertahan dalam rupiah receh yang terbagi untuk kontrakan, transport, dan makan. perih. semua disimpan dalam diam. menjalani hidup sebagai manusia dewasa berdiri diatas kaki sendiri.

Hujan, banjir, berdua bersama jabang bayi, menyapu hujan menembus atap membasahi seluruh ruang kontrakan tanpa sekat antara dapur dengan kasur. gelap. jauh dari sanak saudara. sang suami masih sibuk mencari nafkah di luar.

malam kelam, jeritan di ruang rumah sakit mengerang mempertahankan hidup mati dua nyawa. air mata jatuh seiring kumandang adzan di telingga jiwa baru. haru memancarkan harap.

segala kekhawatiran, segala hutang, segala sakit, segala badai rumah tangga, segala goresan batin, semua dipendam dalam diam, membangun benteng hati untuk bertahan hidup. berjuang demi yang dicinta hingga tak terbatas apapun.

mata. mata yang menceritakan semuanya. menyelami jiwa menembus waktu. semua rasa terasa. air mata terurai dalam isak tangis tertahan. meluruhkan semua rasa benci.

Bandung, 21 Mei 2016

No comments:

Post a Comment