Tuesday, January 26, 2016

#17

tua renta berjalan tertatih. hilir mudik orang membuatnya hampir hilang arah. mendekati, mengulurkan tangan membantu, tiba2 seseorang datang dengan agresifnya memopang sang tua. tangan terulur ditarik kembali, membiarkan sang agresif menolong sang tua.

ada kalanya orang yang terlihat diam bukan karena acuh, namun dalam proses mengulurkan tangan, ia melihat ada org lain tiba2 menyerobot dgn sangat agresifnya ingin melakukan kebaikan. maka, ia memberikan kesempatan kepada orang lain untuk melakukan kebaikan, meski kesempatan itu sangat bisa dia ambil.
------------------

ruang penuh ketengangan jiwa kompetitor menjadi ketua organisasi. sang rival terasa sangat sangat ambisius dan menginginkan jabatannya. maka ia pun sengaja mengundurkan diri, mengalahkan diri, untuk memberikan kesempatan rivalnya mewujudkan hasrat dan mimpinya.
------------------

ia memendam cintanya dalam-dalam. melihat temannya sangat menyukai orang yg sama. memberikan kesempatan, lalu pergi berlalu.
-------------------

pekerjaan datang dikala lembaran seribu menjadi sangat berarti. sang mahasiswa yang masih mendapati uang jajan dari orang tuanya, datang, mengambil pekerjaan itu untuk pengalaman. ia pun merelakan, memberikan kesempatan itu. duduk termenung, mengikis kekhawatiran hari esok.
--------------------

Lalu ia tercaci maki dalam society, tak berbudi, tak berbelas kasih, selalu gagal. katanya. kata mereka. kata orang-orang yg tak pernah tau apa yg ada di hati terdalam orang itu.

Adakalanya, memberikan kesempatan keberhasilan kepada orang lain adalah sebuah perjalanan tersendiri terhadap diri sendiri. dan pada akhirnya, ada satu masa harus melawan semua perasaan itu dengan mulai mengambil kesempatan, mendahulukan diri.

No comments:

Post a Comment