anjing! pintu terbanting. kamu diam tanpa ekspresi dan masih mengucapkan terimakasih kepada penipu ulung. aneh.
upacara sakral berakhir dalam hiruk pikuk ribuan manusia dalam balutan gelap menguyur hujan. 2 jam berjalan kaki, yg menjanjikan tak bisa dihubungi, dinginnya malam berair meresap tak mampu menutupi panasnya hati. brengsek. tukang tipu. dan cuma kamu yg dalam diam nya tetap pny hati yg netral. manusia tanpa emosi.
-------------
sisa kemarin malam masih membekas, menyelusuri kota jogja berjalan kaki cukup mengharapkan sebuah percepatan tanpa daya. teman temannya teman menawarkan sepeda motor, kami berdua naik, sang pemilik berjalan kaki dgn dia, manusia tanpa emosi, entah apa yg mereka bicarakan sepanjang perjalanan kaki.
--------------
alarm berbunyi, 3 dini hari. baru satu jam terlelap. bantal kubanting keras ke sumber alarm, sang pemilik buru2 mematikannya. pdhl br kenal 7 jam yg lalu.
---------------
penumpang kursi depan bercerita tanpa henti, aku dan dia pura-pura tenggelam dalam mimpi. kamu? setia mendengarkan sepanjang malam dalam alunan gesekan rel. entah bualan, entah nyata, kamu percaya.
-------------
kami terpisah, berbeda rumah dalam dusun pinggir pantai. aku datang ke tempatmu, numpang mandi. wc rumahku penuh eek tanpa air. kamu ketawa habis.
-----------
katamu, kita sama. sama2 suka menganalisa, merasakan, bermain analogi. hanya beda dalam emosi. katamu, aku tipe yg mengeluarkan, ekspresif. kamu tipe yg mememdam, datar. Tapi diam2, aku belajar banyak darimu. tentang mereduksi emosi dalam diam, tentang menutup diri, tentang sabar. pertemuan kita memang aneh, tak habis pikir kalau ingat.
*sepenggal memori jogja, magelang, dan krakatau
No comments:
Post a Comment