Persimpangan jalan dalam terik matahari dan lalu lalang kendaraan, menjadi lahan mata pencaharian bagi sebagian orang. sebut saja pak ogah. begitulah istilahnya.
Pertigaan antara jalan dago dan ganesha, ada satu orang pak ogah, ekspresi mukanya yang selalu datar, mulutnya yang terkunci dari mengeluh dari terik dan saat tidak diberi receh oleh kendaraan yang sudah dibantu disebrangkan. Sebagai mahasiswa, kadang kala membawa kendaraan ke kampus sebelum ke urusan lain, bertemu dengannya di persimpangan. Ia membantu. Bahkan saat tidak membawa kendaraan alias naik angkot, ia membantu menyebrangkan tanpa pamrih. Entahlah apa yang telah dialami dan sedang dialaminya, tidak pernah terasa emosi apapun dan ekspresi apapun. Entah dia sangat realistis dalam menjalani hidup pada detik ini, atau ia menjadi kebal terhadap rasa karena beban hidup dan masa lalunya. Saat berpapasan dan berada pada radius 0.5-3 meter, rasanya benar-benar netral, tidak ada emosi dia yang terpancarkan dalam resonasi frekuensi semesta terhadap orang lain. aneh. entah itu petanda positif, atau tanda dari kekosongan.
Suatu hari, teman saya cerita kalau di depan boromeus, mobilnya ditabrak orang, dan pak ogah di persimpangan itu membantunya dengan memberikan kesaksian tentang apa yang dilihatnya. sudah diduga, ia memang orang baik. disaat orang berlomba-lomba menyelamatkan diri dan mencari aman meskipun tahu kebenaran, dia bisa bersikap netral, berani, dan peduli.
3 tahun berlalu, saya sudah lulus, meningalkan Bandung untuk urusan lain. Suatu hari, saya melewati kembali jalan itu, melihat dia masih berkutat dalam terik riuh asap kendaraan di tengah jalanan. Ada 2 mobil lain di depan kendaraan saya, melihat dia dari kejauhan, merasakan perasaannya dari sorot mata dan gesture alaminya. Tiba-tiba hati jadi terenyuh. antara kasian dan sedih, gatau kenapa. Padahal ada 2 pak ogah disitu, tapi pak ogah yg ini berbeda. Tiba-tiba jadi pengen ngebantuin dan ngedoain. Semoga semuanya baik-baik saja ya pak.
Sepanjang jalan, saya mikir, dia asalnya dari mana ya? keluarganya dimana? apakah ia punya anak istri? penghasilan seharinya berapa? kalau satu mobil ngasih 500 rupiah dan ada 100 mobil yang lewat dari pagi hingga siang, berarti sehari dia dapat 50.000 rupiah, sebulan 1.5jt. apakah cukup untuk makan sekeluarga? apakah anaknya baik-baik saja? apakah anaknya sekolah? Tiba-tiba air mata jatuh. Disaat orang berjuang mati-matian untuk hidupnya, keluarganya, menghasilkan rupiah yang sangat berarti setiap keping 500 an nya, saya seenaknya keluar uang 20rb cuma buat beli minuman manis, seenaknya keluar uang 100rb buat beli sabun cuci muka. Disaat orang mengunci ekspresi dan emosinya dalam setiap guratan wajah yg tersembunyi dibalik sorot matanya, saya seenaknya berekspresi. Disaat orang berjuang untuk hari ini, menyembunyikan kekhawatirannya dalam setiap usahanya dan bertanya pada hatinya, apakah cukup untuk makan hari ini? . Saya malah suka stress dengan masa depan, apakah bisa kaya? apakah bisa ini itu? sehingga melupakan nikmat hidup hari ini, saat ini.
Jumat, 30 Oktober 2015
12:52, Bright Cafe Pom Bensin Dago.
No comments:
Post a Comment