Saturday, July 18, 2015

Satu Frekuensi

Di umur seperempat abad ini, sanak sodara terutama orang tua sudah mulai gelisah lirik anak perempuannya yang masih single dan haha hihi. Mulailah obolan tentang kedewasaan yang berujung "mau sama anknya temen ayah ga? dokter loh dia...", "pinter nih udh s3...", "wuih nih orang agamanya baiik...". Dan selalu tersirat penolakan dari sang anak. sampai muncul pertanyaan ingin seperti apa.

Cuma pengen nyari yang satu frekuensi dan satu kufu biar tenang (memberikan ketenangan bagi jiwa dan perasaan).

yang bisa diajak ngobrol apa aja, mulai dari yang teraba sampai yang abstrak. dari yang gak penting sampai penting bgt. dari yang masa lampau sampai visoner. dari tentang kapitalis, kemanusiaan, sampe filosofi. dari satu sudut pandang sampe ribuan sudut pandang. Dan bisa memberikan ketentraman dari nyambungnya secara intelektual, pola pikir yang sejenis, dan visi yang sejalan.

Buat saya, pola pikir mencerminkan semua hal. tentang bagaimana ia melihat kehidupan, bagaimana ia menyikapi permasalahan, bagaimana ia menyiapkan masa depan, bagaimana landasan yang mendasari perilaku yang terjadi dan akan dilakukan, believe apa saja yang tertanam didirinya, dan bagaimana ia melihat dan memperlakukan orang lain dan dirinya sendiri, serta kecenderungan-kecenderungannya.

Dan, lagi-lagi semua itu gak bisa dimanipulasi, "diusahakan", dimunculkan tiba2. Semua berjalan dan terjadi dengan sendirinya. satu frekuensi tentunya bukanlah satu harmoni yg didasari adaptasi, tapi ya satu frekuensi aja. selesai.

No comments:

Post a Comment