saat manusia satu menilai manusia satu lainnya hanya dari satu kejadian pada satu waktu dalam keadaan emosi situasi kondisi tertentu.
misal. seseorang yg menilai orang lain byk waktu luang hanya dari postingan yg membutuhkan waktu 1-2 menit. padahal mereka gak pernah tau ribuan menit lainnya dikali puluhan hari, orang itu mati-matian kerja keras bagai mesin.
misal. seseorang menilai orang lain berkecukupan hanya karena orang itu memberi kepada orang lain. padahal memberi bukan terletak pada kekayaan, tapi pada besarnya kepedulian dan lebih mementingkan orang lain. ada 3 jenis, analoginya,
1. ada orang yg member 1.000 dikala ia memiliki uang 1.000
2. ada orang yg memberi 1.000 dikala ia memiliki uanh 2.000
3. ada orang yg memberi 1.000 dikala ia memiliki uang 30.000.000
bagi penerima, akan sama saja terlihat uang 1.000, tetapi bagi pemberi, uang itu memiliki arti yang berbeda-beda.
misal. seseorang menilai orang lain galak, dikala ia membentak tukang parkir lelet. Padahal orang lain tidak tahu kalau sebelumnya, orang ini habis menerima kabar buruk dikala ia sedang ujian, tiba2 dapat telepon dari ibu kos diusir, ditambah hormon-hormon saat pms.
misal. seseorang membicarakan hal2 sepele, kemudian di nilai berotak kosonh dan dangkal. Padahal gak tau aja, kalau org ini sangat cerdas dan saking byknya hal2 berat dalam pikirannya, ia mencoba melemaskan diri dengan topik ringan.
misal. ah banyak sekali.
Jangan sampai penilaian dari sensorik indrawi pada satu waktu, berhasil mengeneralisir seseorang. Gunakanlah hati untuk merasakan apa yang benar2 sedang terjadi, menjadi peka melihat apa yg tak terlihat.
Kadang berfikir, mana yg lebih banyak berprasangka? hati pikiran atau justru sensorik pancaindra dan logika?
*wuallahualambishawab.
selamat Ramadhan ke-12
No comments:
Post a Comment