Seorang teman semasa sma dan sekampus, mengirimkan pesan:
b: "kok gw ngerasa makin kesini, temen makin dikit ya.
orang2 ngehubungin cm kalo ada perlunya doang.
kalo ga ada perlu, ga ada tuh sapa2."
b: "sekian. lanjut tesis lo lg".
saya hanya diam membaca tulisan ini tanpa membalasnya. Dalam hati, hal ini pun sudah saya rasakan beberapa tahun terakhir kalau makin kesini makin ngerasa ga punya tmn. ternyata tmn saya ini , laki-laki, berfikiran hal yang sama. Setelah merenung dan menganalisa selama dua tahun terakhir, akhirnya saya mendapati kesimpulan, kemudian saya tulis analisa singkat saya tentang pertanyaan si B bulan lalu dan mengirimkannya.
-------------------
u: "waktu kita sd, smp, sma, kita aman secara finasial masih dibiayai, dekat keluarga, dan kita sedang berada di fase berkembang secara sosial. kita saling membuka diri. makanya teman-teman dimasa ini bisa jd teman-teman long lasting, karena mengenal dan menerima diri kita apa adanya jd maklum2 aja.
u: waktu kuliah, kita berada di fase self development, jd kita fokus sama diri kita sendiri. fase ini temen itu sebagai partner dlm menguatkan diri dalam berkembang.
u: selepas kuliah, kita udh dituntut mandiri, kita berada dlm fase survival. makanya di fase ini org2 datang cuma sebatas kebutuhan, byk pencitraan dan kita pun jd ga menampilkan diri apa adanya.
u: nah krn lo mengenal tmn2 lo yg itu tuh di fase selepas kuliah, fase survival. ya emang gt aturan mainnya."
-------------------
Banyak orang yang saat tau jeleknya kita langsung nge judge ini itu, ngomongin di belakang, terus ninggalin. Banyak juga orang yg tau jeleknya kita, langsung ngomong jujur, tp ttp ngerangkul. Kadang mikir, kalau beneran temen gak perlu penjelasan, gak perlu konfirmasi, gak perlu tuntutan. "kok si ini gt, harusnya dia blg, harusnya dia jelasin, blabla". Karena orang yang kenal dan menerima kita bakal tau sifat dan sikap kita, sehingga mereka bakal lebih bisa memahami dan memaklumi daripada bertanya kenapa dan menuntut sesuai pikirannya. Semoga selalu dikasih orang2 baik sama Allah yang sama-sama memiliki kepentingan mencapai Surga-Nya.
Kayaknya cuma karena pada sibuk mengejar realisasi mimpi masing-masing. nanti juga ada masanya kita kerjanya kumpul kumpul bareng reuni sana sini.
ReplyDeleteHallo hariz.
Deletehahaha mksdnya bukan karena ukuran ketemu/ komunikasi. tp lbh kearah penerimaan saat asli kita keluar. kalo tmn2 masa survival menurut gw jatohnya kolega, emang sebatas kepentingan, yaitu dlm urusan kerja/ bisnis. Yg ttg tmn makin dikit itu, sbnernya tmn kita ttp cm karena org yg kita temui makin banyak cuma ya untuk urusan beda, jd rasio temannya kerasa dikit pdhl mah sama aja.
tapi jujur aja, org2 yg tujuannya sama, ke surga misalnya, cara mrk berperilaku, menyelesaikan konflik, menegur, mengingatkan, mengajak ke kebaikan itu kerasa bingits. Kan ada tuh hadist ttg pertemanan "org2 yg di dunia tmn, di akhirat jd musuh", ada jg yg saat salah satunya masuk surga, trs ditanya: coba lihat di neraka ada temanmu tidak, kalau msh ada sedikit iman, ajak dia ke surga. trs org ini ngajak ke surga temennya yg pas di dunia sering ingetin solat dll. Dalam islam pun pertemanan ada adab nya memang....