Tuesday, November 18, 2014

Peran Seorang Ayah (1)

Asal ibu nya baik, anaknya pasti baik. Pemahaman saya itu ternyata salah. Dari hasil diskusi dengan oknum B seorang psikolog yg punya empati besar, semalem, ternyata peran seorang ayah sangat besar dalam membentuk anak, bahkan hingga 80%. Pembentukan anak bukan hanya pada masa golden age saja, melainkan dimulai dari fase pembuahan, kualitas sperma (baik/kurang, tua/bagus, dll) yang mempengaruhi kecerdasan, fisik, mental, dan kalau laki2nya pengguna zat apa gt (lupa), itu mempengaruhi emosional anaknya kelak. Terus dalam masa kehamilan, kurangnya kasih sayang, perhatian, dan adanya kesedihan istrinya, menghasilkan anak yang sangat sensitif. Belum lagi saat masa kanak2, ada 4 fase menurut Freud seorang pakar psikoanalisis, Jika fase phallic (ttg genital) terlewat, anak bisa mengalami oedipus complex. Belum lagi pertengakaran rumah tangga, perilaku kasar fisik yang diterima seorang anak, kata-kata yang bisa jatuh sangat dalam di dalam diri anak yang mempengaruhi keadaan psikis nya hingga entah kapan. Kalau yg ini contohnya sudah banyak. Seperti remaja yang tega membunuh sekeluarga.

Oknum B pernah melakukan penelitian tentang seorang remaja 15 tahun yang tega membunuh tanpa rasa bersalah. Ia dihamili pacarnya, lalu disuruh aborsi. Ia merampok dan membunuh pemilik uang tersebut dengan membunuh menggunakan gunting. Lalu uangnya belum cukup, alhasil ke dukun beranak, sang jabang bayi dikeluarkan paksa menggunakan batang daun singkong, entah seberapa besar rasa sakitnya, hingga pendarahan dan rahimnya harus di angkat. dan ia tidak merasa bersalah dan sedih sama sekali, biasa aja. Setelah ditelusuri, ternyata hal tersbut merupakan hasil dari perilaku di keluarganya yang sering berantem dan ini itu.

Dari hasil diskusi kami semalam, saya belajar dan menyadari betapa pentingnya peran seorang ayah dan betapa besarnya dampak keluarga terhadap seorang anak. Bukan hanya masalah agama, finansial, pendidikan, ada hal2 psikis yang terlewat untuk di perhatikan. buat si X dipukul itu hal yg besok akan lupa, namun hatinya yg sensitif membut ia gampang tersakiti dan bisa berbekas bertahun2 mempengaruhi perilakunya jadi rendah diri. Beda lagi dengan si Y buat dia kata2 hanya sebuah kata-kata yang lewat, namun saat dia mengalami kekerasan fisik, dampaknya hingga 20 tahun kemudian masih terasa. Saya baru sadar ternyata seorang ayah lah yang memiliki peran sangat besar dalam pembentukan seorang anak.

No comments:

Post a Comment