MEI. Bulan
yang menjadi batas awal dimana saya harus preview 1 demi bisa wisuda oktober,
nyatanya sampai detik ini masih dilanda kebingungan dan ketidakyakinan dengan
apa yang semestinya harus sudah setengah jalan, ya thesis.
Suatu ketika
sangat ketakutan untuk bimbingan karena merasa masih goyah, lalu menguatkan
mental bertemu pembimbing dan mengobrol. Beruntunglah saya mendapati pembimbing
yang tidak memberikan tekanan tuntutan akan waktu yang secepat mungkin. Lalu
sampai pada sebuah percakapan dimana dosen bertanya “ini masalah
yang kamu angkat apa?” dan saya pun terdiam sesaat lalu berbicara
apa yang sedari dulu dipikirkan tanpa saring “saya juga gatau pak,
makin saya pikirkan makin saya mempertanyakan sepenting apa ini untuk diteliti?
sebermanfaat apa ini untuk orang banyak? se-urgent apa ini untuk diselesaikan?
dan saya pun menyesal saya s2”. Entah apa yang dipikirkan sang
dosen tentang saya yang semi curhat, bimbingan itu pun selesai dengan segudang
kebingungan.
Bimbingan
selanjutnya mendapati secercah harapan dan saya merasa pas dengan dosen
pembimbing meski ada teman bilang “gong bgt lo ti dpt dia, calon-calon tak
terarah”. Sejauh ini ya cukup berada dalam frekuensi yang sama. Saya tidak
bermasalah dengan pembimbing ataupun waktu (karena gak ngejar satu smester
kelar layaknya s1 dengan cumlaude), yang jadi masalah justru diri saya sendiri.
Kenapa makin dipikirkan secara mendalam si thesis ini, justru semakin banyak
pertanyaan yang muncul diluar batas akademis secara teknis, yaitu
pertanyaan-pertanyaan akan realita kehidupan, keberadaan, kebermanfaatan,
refleksi diri, dan apa benar langkah yang telah saya ambil (s2 maksudnya). ?
Dan ada sedikit drama dikala flash disk isi data thesis slang dikala
velum di backup ke laptop/hardisk eksternal.
Menoreh
kebelakang, apa yang menjadi motivasi melanjutkan kuliah adalah:
1. ingin jadi
dosen, pengajar. sekian.
Nyatanya:
jangankan apply ke univ-univ lain yang entah kenapa belum dapat dengan
alasa-alasan aneh, portofolio dan surat lamaran saya hilanglah, ini lah itu
lah. Bahkan untuk jadi asisten dosen di studio almamater s2 saya pun ya lempar
sana sini. Padahal secara akademik saya mampu, secara pengalam pernah jadi
asisten dosen waktu s1, segala hubungan baik, punya passion mengajar, ya
mungkin secara personal sekilas fisik saya tampak judes dan saya tidak punya
backingan siapa-siapa. Hal ini (sempat) berhasil menjatuhkan semangat saya
untuk menyelesaikan sekolah.
Yang dikejar
(jd pengajar) malah ilang-ilangan belum dapet-dapet, yang gak dikejar (kerjaan)
malah datang terus menerus tanpa disanga-sangka. Gatau deh kedepannya gimana,
bener-bener gatau apa yang akan terjadi meski ada planning abcd, ambisi yg
terisi penuh, keyakinan selalu melimpah. Wuallahualam bishawab.
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)
“Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (QS. Al imran:159)
"Barangsiapa menempuh suatu jalan yang padanya dia mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan dia menempuh jalan dari jalan-jalan (menuju) jannah, dan sesungguhnya para malaikat benar-benar akan meletakkan sayap-sayapnya untuk penuntut ilmu, dan sesungguhnya seorang penuntut ilmu akan dimintakan ampun untuknya oleh makhluk-makhluk Allah yang di langit dan yang di bumi, sampai ikan yang ada di tengah lautan pun memintakan ampun untuknya. Dan sesungguhnya keutamaan seorang yang berilmu atas seorang yang ahli ibadah adalah seperti keutamaan bulan pada malam purnama atas seluruh bintang, dan sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi, dan para Nabi tidaklah mewariskan dinar ataupun dirham, akan tetapi mereka hanyalah mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang mengambilnya maka sungguh dia telah mengambil bagian yang sangat banyak." (HR. Abu Dawud no.3641, At-Tirmidziy no.2683, dan isnadnya hasan, lihat Jaami'ul Ushuul 8/6)
self reminder. BISMILLAH! SEMANGAAAT.
Uti, tulisannya bagus. Tetap sehat, tetap semangat!
ReplyDeleteHallo aji, makasih ya
ReplyDelete